Sukses

El Nino Masih Mengintai Hingga 2024, Kebakaran Lahan Masih Jadi Ancaman

Kebakaran hutan dan lahan masih mengintai sejumlah wilayah di Indonesia tahun depan, tidak hanya disebabkan ulah manusia tapi juga dipengaruhi perubahan iklim seperti fenomena El Nino.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan masih mengintai sejumlah wilayah di Indonesia tahun depan. Tidak hanya disebabkan ulah manusia tapi juga dipengaruhi perubahan iklim seperti fenomena El Nino pada tahun ini sehingga membuat musim kemarau lebih kering.

Tahun ini, pemerintah mengklaim penanganan kebakaran lahan lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagaimana disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Laksmi Dhewanthi.

Laksmi menyebut kunci keberhasilan dalam pengendalian karhutla adalah penguatan kolaborasi, koordinasi, komitmen antar sektor hingga lintas organisasi serta lintas keilmuan. Namun kedepannya tantangan bisa saja lebih berat dan semakin beragam.

"Setiap tahun, fenomena yang ditemukan di lapangan cenderung berubah sehingga memerlukan persiapan maksimal," ujar Laksmi.

Laksmi menjelaskan, saat ini dunia menghadapi krisis keanekaragaman hayati dan perubahan iklim. Karhutla menjadi salah satu hal serius yang harus dihadapi.

Dia menyorot apa yang terjadi tahun ini yang menjadi saksi eskalasi kejadian karhutla akibat perubahan iklim serta pengaruh ulah manusia. Kejadian ini diharap menjadi hikmah dan pelajaran pada tahun mendatang.

Semua pihak diharapnya menguatkan tekad dan aksi nyata di lapangan. Kemudian menguatkan basis keilmuan dalam mitigasi bencana karhutla.

"Semoga tahun 2024 dapat menjadi lebih baik lagi baik secara kualitatif dan kuantitatif karena keindahan dan kelestarian alam perlu dikembalikan ke generasi mendatang dengan kondisi yang lebih baik," imbuh Laksmi.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Tinggi

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Thomas Nifinluri, melaporkan bahwa tantangan tahun 2023 lebih tinggi daripada tahun 2019, dengan kondisi yang sama disertai El Nino.

Berdasarkan penghitungan, areal terbakar periode Januari hingga Oktober 2023 tercatat seluas 994.313 hektare. Angka itu masih lebih rendah dibandingkan total luas lahan yang terbakar pada tahun 2019, yakni seluas 1.649.258 hektare.

Sesuai prediksi BMKG, kondisi yang disertai El Nino ini masih akan bertahan sampai awal tahun 2024.

"Langkah kerja pengendalian karhutla terdiri dari penyusunan target dan tujuan, penyusunan program dan kegiatan, mobilisasi sumberdaya, serta manajemen risiko," terang Thomas.

Thomas menjelaskan, prinsip dalam penyusunan rencana kerja yaitu dengan aspek konsistensi, tepat sasaran, partisipatif, dan SMART (specific, measurable, achievable, rational, timebound).

"Pada tahun 2023 ini sudah ditindaklanjuti melalui supervisi pengendalian karhutla, manajemen sumber daya baik sarana prasarana dan sumber daya manusianya, termasuk penguatan peran serta brigdalkarhutla dan masyarakat, serta kinerja pengelolaan anggaran," tekan Thomas.

Hasil evaluasi ditahun 2023, terjadi peningkatan luas yang dilanda karhutla dibanding tahun 2022. Meskipun meningkat, karhutla di tahun 2023 masih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya yang dipengaruhi oleh Fenomena El Nino. Daerah yang paling banyak dilanda karhutla adalah Provinsi Kalimantan Selatan yakni mencapai 187.574 hektare.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.