Sukses

5 Makanan Khas Tanah Batak, Wajib Menjadi Sasaran Kuliner

Pusat seni dan kuliner Batak terdapat di kota-kota di dataran tinggi Tanah Batak, misalnya di kawasan Tanah Karo dan kawasan lain

Liputan6.com, Jakarta - Suku Batak adalah salah satu etnis besar di Indonesia yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Suku Batak terdiri dari rumpun suku-suku seperti Batak Karo, Batak Toba, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Mandailing, dan Batak Angkola.

Batak, sebuah suku bangsa yang kaya akan warisan budaya, tidak hanya dikenal oleh keindahan alam Danau Toba atau tarian Tor Tor, tetapi juga oleh kekayaan kuliner yang memikat lidah.

Dibalik keindahan pemandangan, tersimpan ragam masakan tradisional yang memanjakan selera. Pusat seni dan kuliner Batak terdapat di kota-kota di dataran tinggi Tanah Batak, misalnya di kawasan Tanah Karo yaitu Kabanjahe dan Berastagi.

Sementara beberapa tempat di sekitar Danau Toba banyak menawarkan hidangan ikan air tawar seperti arsik ikan mas. Selain di Sumatera Utara, di Jakarta atau Bekasi dan sekitarnya serta kebanyakan kota-kota besar di Indonesia dapat pula ditemukan Lapo atau rumah makan khas Batak.

Berikut daftar makanan khas Batak yang menggugah selera:

Ombus-Ombus

Ombus-ombus pertama kali didirikan oleh Musik Sihombing pada tahun 1940. Saat itu, mobilitas ekonomi masyarakat di Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara semakin meningkat karena adanya kegiatan dunia usaha.

Dalam bahasa Batak, ombus-ombus artinya meniup. Alasan dinamakan demikian karena ombus-ombus terasa lebih enak jika disantap dalam keadaan panas. Ombus-ombus No. 1 terletak di dekat stasiun Siborong-borong dan sudah ada sejak tahun 1970-an.

Orang Batak Tapanuli mengatakan ombus-ombus dibuat sebagai ucapan terima kasih karena telah memanen padi. Selain itu, ombus-ombus juga mulai disajikan dalam upacara adat Batak, seperti pernikahan dan pemakaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuliner Batak

Sambal Tuk-Tuk

Tuktuk Sambal merupakan sambal yang berasal dari Sumatera Utara. Tuktuk Sambal adalah sambal tradisional khas Batak. Dahulu, Tuktuk Sambal sering dicampur dengan ikan aso-aso, sejenis ikan tenggiri kering.

Tuktuk Sambal juga sering diolah dengan campuran yang pas ikan teri segar. Seperti masakan khas Batak lainnya, Sambal Tuktuk memiliki rasa yang pedas karena olahan andaliman.

Arsik

Ikan mas arsik atau dalam bahasa Batak Dekke Na Niarsik merupakan masakan khas Batak Toba artinya ikan kering yang dimasak. Ikan arsik ini merupakan simbol anugerah kehidupan masyarakat Batak. Ikan arsik disajikan dalam sejumlah ritual dalam siklus hidup masyarakat Batak, seperti saat perkawinan dan persalinan.

Dekke Na Niarsik diberikan dengan harapan agar yang menerima ikan tersebut suci hati, jiwa, dan perilaku. Ukuran ikan yang digunakan seringkali berbeda-beda pada setiap orang.

Mie Gomak

Mie Gomak merupakan masakan khas Sumatera Utara. Sahabat Atourin, Indonesia sangat beragam dan memiliki banyak daerah dan suku yang masing-masing memiliki kuliner khasnya masing-masing.Disebut mie gomak karena dulu ketika disajikan di piring, mie tersebut sudah diolah atau diperas langsung. dengan tangan.

Namun saat ini penyajian mie gomak tidak lagi diremas dengan tangan melainkan dengan garpu atau sendok demi alasan kebersihan makanan. Seiring berjalannya waktu, variasi mie gomak semakin banyak, khususnya mie kuah dan mie goreng. Meski begitu, resep yang digunakan tetap sama dengan bumbu paling khas yaitu andaliman.

Manuk Napinadar

Manuk Napinadar atau Chicken Napinadar merupakan masakan khas Batak yang sering dihidangkan pada beberapa hari raya adat, biasanya disajikan ketika seseorang mengalami kegembiraan seperti melahirkan, menikah dan ketika seseorang merantau. Ayam napinadar dibakar terlebih dahulu lalu ditaburi darah ayam (manuk) dan dicampur andaliman, bawang putih bubuk (ditumbuk hingga halus) lalu dimasak.

Perpaduan bumbu dengan darah ayam membuat kuah ayam ini lebih kental dan nikmat. Jenis ayam yang digunakan untuk masakan ini adalah ayam kampung jantan yang melambangkan kesuksesan dan keberanian. Umat ​​Islam juga bisa menyantap masakan ini, bumbu ayamnya tidak menggunakan darah ayam melainkan diganti dengan kelapa parut.

Penulis: Belvana Fasya Saad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.