Sukses

Pesona Hamparan Bunga Amarilis di Gunungkidul

Warga di Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk, Gunungkidul kembangkan budidaya bunga amarilis

Liputan6.com, Gunungkidul - Amarilis (Amaryllis spp.) adalah tanaman hias yang populer karena kecantikan bunganya. Amarilis biasa dijumpai di pekarangan ataupun ditanam dalam pot. Tangkainya yang panjang juga sangat cocok dijadikan sebagai bunga potong.

Namun bagaimana jika bunga yang memiliki warna yang indah ini dikembangbiakkan. Tentunya akan menjadi daya Tarik tersendiri bagi pecinta bunga.

Seperti yang ada di Kalurahan Salam, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Lahan pekarangan diubah menjadi kebun bunga yang kesemuanya merupakan tanaman amarilis. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, lahan amarilis tahun semakin luas.

Adalah Sukadi, warga yang pertama kali membudidayakan bunga amarilis menjadi kebun. Dia mengaku tertarik mengembangkannya karena hanya ingin halaman rumahnya terlihat indah. Karena selama ini dia kesulitan mempercantik halaman rumahnya.

"Rumah saya kan sederhana. Biar cantik gimana ya? Tapi biayanya murah," ceritanya dikutip Minggu (3/12/2023).

Dia memilih bunga amarilis karena bunga ini sebenarnya awalnya hanya dianggap gulma oleh petani. Dia lantas mengambil gulma-gulma tersebut dari petani-petani yang lain. Sedikit demi sedikit ia menanami halaman rumahnya yang awalnya untuk pertanian tadah hujan menjadi kebun amarilis.

Awalnya dia hanya menanam bunga amarilis di bagian depan rumahnya saja. Dan dia tidak menyangka karena ketika bermekaran, ternyata dilirik oleh para pengendara yang melewati jalan Jogja-Wonosari di depan rumahnya. Mereka mengabadikan diri di tengah bunga-bunga amarilis.

"Hingga tahun 2018 yang lalu, sini sempat viral karena kebun ini rusak karena diinjak-injak pengunjung yang selfi," tambahnya.

Dari kejadian itu ia kemudian masih tetap menginginkan untuk mengembangkan amarilis di Kabupaten Gunungkidul dengan konsep yang berbeda. Yaitu dengan dibuatnya jalan-jalan kecil agar bisa dilalui oleh pengunjung.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semula Dianggap Gulma

Dia pun kini memenuhi seluruh halaman rumahnya dengan bunga amarilis. Selama 11 tahun atau sejak tahun 2002 yang lalu dia sudah berhasil menanam halaman rumahnya seluas 3.500 meter persegi dengan 500 ribu umbi tanaman bunga amarilis.

"Sudah sejak tahun 2002 saya mengembangkan. Awalnya ya hanya saya jual dipinggir jalan saja. Pada saat itu tidak banyak yang tertarik, wong saya berjualan dalam satu bulan hanya dapat uang Rp 125 saja," papar dia.

Namun tekadnya cukup bulat, gulma yang dianggap sebagian orang tak memiliki daya tarik itu kemudian tetap ia budidaya. Ia tanam di lahan pekarangannya, saat itu tumbuh indah dan menjadi daya tarik tersendiri. Nyatanya hingga saat ini justru terus menjadi magnet wisatawan di penghujung akhir tahun.

"Sekarang ini saya kembangkan bersama beberapa warga. Alhamdulillah masih terus ditunggu-tunggu oleh para wisatawan. Ini baru mulai mekar minggu lalu, biasanya ya 2 sampai 3 minggu saja," ucap dia.

Pihaknya mematok tarif sebesar Rp10 ribu untuk 1 orang pengunjung yang masuk ke kebun tersebut. Uang ini menurutnya kembali ke para pengunjung dengan adanya akses jalan yang memadai dan parkir yang luas.

Sejak pekan lalu, kebun bunga ini pun telah ramai dikunjungi oleh wisatawan yang hendak berswafoto. Beberapa dari mereka juga ada yang membeli bibitnya untuk ditanan di lahan mereka.

"Ya ada yang beli bibitnya, beberapa kali kirim ke luar saerah juga. Untuk pengembangan semacam ini, juga ada di Tanjungsari. Kini tetangga kiri kanan juga banyak yang nanam," imbuh Sukadi.

Mekarnya bunga Amarilis secara serempak ini sudah sejak pekan lalu. Pengunjung yang datang ke tempat tersebut kian banyak karena memang bunga tersebut hanya mekar kurang lebih dua minggu saja. Setelah itu, bunga tersebut akan kembali kayu dan baru berbunga kembali tahun depan.

Tahun ini, hamparan bunga amarilis di Kalurahan Salam memang kian luas dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, kian banyak warga Salam yang membudidayakan tanaman yang berbunga setahun sekali ini. Hingga hamparan nya pun kian menambah warga tertarik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.