Sukses

Gunung Dukono Meletus Lagi, Terdengar Gemuruh dan Dentuman Kuat

Gunung Dukono di Pulau Halmahera kembali erupsi, Kamis pagi (9/11/2023), pukul 06.42 WIT, melontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter.

 

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Dukono di Pulau Halmahera kembali erupsi, Kamis pagi (9/11/2023), pukul 06.42 WIT. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan, erupsi yang terjadi berupa lontaran abu vulkanik setinggi sekitar 1.000 meter dari kawah gunung.

Kepala PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, letusan Gunung Dukono itu terjadi dengan kolom abu intensitas tebal berwarna putih hingga kelabu yang mengarah ke timur.

"Erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 milimeter dan durasi sementara ini lebih kurang 42 detik," ujarnya, Kamis (9/11/2023).

Hendra menyatakan ancaman bahaya letusan Gunung Dukono terhadap pemukiman masyarakat dengan jarak 10-15 kilometer dari titik aktivitas kawah Malupang Warirang.

PVMBG melarang masyarakat, wisatawan ataupun pecinta alam untuk melakukan pendakian sementara waktu, karena potensi letusan masih tinggi.

Letusan Gunung Dukono terjadi bersamaan bunyi gemuruh dan dentuman kuat yang disebabkan karena pelepasan energi dan getaran dinding kawah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Level Waspada

Lebih lanjut, Hendra menyarankan warga yang bermukim di daerah kawasan kaki Gunung Dokuno untuk menutup rapat sumber air minum atau sumur agar tidak terkontaminasi dengan jatuhan abu vulkanik yang mengandung asap silika tinggi.

Asap silika yang keluar dari letusan gunung berapi dapat menyebabkan terganggunya sistem pernapasan. Gunung Dukono kini berada pada status kebencanaan vulkanik level II atau waspada.

PVMBG mengimbau wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang dalam radius dua kilometer.

"Masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan," kata Hendra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini