Sukses

Milenial Dinilai Lebih Hebat, Namun Jiwa Sumpah Pemuda 1928 Jangan Bergeser

Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi mengakui kualitas keilmuan pemuda saat ini, khususnya generasi milenial jauh lebih hebat dibandingkan pemuda masa lalu.

Liputan6.com, Medan Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi mengakui kualitas keilmuan pemuda saat ini, khususnya generasi milenial jauh lebih hebat dibandingkan pemuda masa lalu.

Namun, tegasnya, perlu dicatat, sehebat apapun kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pemuda kini, nilai kebangsaan sama sekali tidak boleh bergeser.

Hal ini dinyatakan Edy Rahmayadi, yang juga mantan Pangkostrad, sehubungan refleksi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

"Nilai Sumpah Pemuda tidak boleh luntur dalam setiap perjalanan bangsa ini, sekarang maupun masa depan," ujar Gubernur Sumut ke-18 tersebut, Sabtu (28/10/2023).

Edy Rahmayadi menyatakan, Sumpah Pemuda adalah salah satu cara pandang bangsa Indonesia yang merupakan wawasan nusantara yang menggambarkan perubahan keinginan bersama saat itu, yakni konsensus anak bangsa untuk dijalankan oleh negara ini.

"Pada Sumpah Pemuda yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 belum ada republik ini. Tapi, ini merupakan gambaran keinginan anak bangsa saat itu untuk bersama secara utuh mendirikan suatu negara dalam rangka kesejahteraan rakyat," sebutnya.

Inilah Sumpah Pemuda itu, lanjutnya, makanya saat itu, di 1928, lahirlah jong-jong, seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon dan lainnya, bersatu menyamakan tekad untuk menyejahterakan rakyat.

"Kita sudah 78 tahun merdeka, inilah harus kita galakkan, kita kejar kelambatan, kekurangan yang kita abaikan, baik sengaja maupun tidak sengaja," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wawasan Nusantara

Edy Rahmayadi yang dalam kepemimpinannya, baik di TNI maupun saat menjabat Gubernur Sumut, tetap konsen dalam menggalakkan nilai kejuangan dan kebangsaan generasi muda, memaparkan para pemuda dahulu patut menjadi tauladan.

"Yang membuat mereka kuat adalah mampu mengubah cara pandang kebangsaan wawasan nusantara, mulai 1928 hingga 1998 juga para pemuda yang mengubah cara pandang bangsa ini," sebutnya.

Untuk itu, tegasnya, harus bersama-sama "mengaminkan" para pemuda untuk ikut serta mengawal kehidupan bangsa menyejahterakan rakyat semua yang ada di Indonesia ini.

Berpegang pada komitmen pemuda masa lalu itu, maka pemuda hari ini harus mampu lebih baik. Tuntutan untuk lebih baik harus terus disemangatkan kepada para pemuda dari tahun ke tahun. Tahun sekarang harus lebih baik dari tahun kemarin.

"Secara kualitas, para pemuda saat ini harus lebih baik dibanding pemuda masa lalu. Ini pasti, sebab ilmu pengetahuan terus berkembang. Apabila pemuda saat ini sama kualitasnya dengan pemuda masa lalu, maka inilah bangsa yang merugi," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Rasa Cinta Terhadap Bangsa

Namun, tegasnya, harus diingat nilai kebangsaan sama sekali tidak boleh bergeser. Rasa cinta terhadap bangsa dan negara tidak boleh bergeser.

Dengan meningkatnya kualitas keilmuan anak bangsa ini, seharusnya rasa cinta terhadap bangsa dan negara harus lebih jauh terkonsepsional.

"Tantangan lebih berbeda, selain nilai kebangsaan yang kuat, tuntutan konprehensif generasi muda saat ini, apalagi generasi milenial, harus terus mempunyai intelektual prima, kepribadian tinggi, dan mempunyai stamina prima," bebernya.

"Inilah tuntutan pemuda sekarang untuk estafet kepemimpinan anak bangsa ke depan," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.