Sukses

Musim Kemarau, Peternak Sapi di Gorontalo Kesulitan Dapatkan Pakan Ternak

Para peternak di Gorontalo kesulitan mencari pakan hijau hingga mencukupi kebutuhan air bersih untuk hewan ternak mereka. Jika pun ada, kualitas pakan hijau tak sebagus seperti saat musim penghujan.

Liputan6.com, Gorontalo - Cuaca panas ekstrem akibat  fenomena pemanasan suhu muka laut El Nino di Provinsi Gorontalo juga cukup dirasakan para penggembala ternak sapi. Sudah sebulan ini, mereka kesulitan mendapatkan pakan ternak basah.

Para peternak kesulitan mencari pakan hijau hingga mencukupi kebutuhan air bersih untuk hewan ternak mereka. Jika pun ada, kualitas pakan hijau tak sebagus seperti saat musim penghujan.

"Sudah 4 bulan kemarau terus, pakan segar untuk ternak sulit didapatkan," kata Irwan Musa salah satu pengembala sapi kepada Liputan6.com  Senin (09/10/2023).

"Setiap hari saya harus masuk hutan deni mendapatkan pakan kualitas bagus. Di tempat bisa saya mengambil semuanya kering," tuturnya.

Tidak hanya sulit mendapatkan pakan, musim panas juga beresiko pada sapi peliharaan mereka. Akhir-akhir ini, ternak sapi kerap kali terserang penyakit.

Beberapa kasus sudah terjadi, suhu yang tinggi meningkatkan risiko infeksi kaki dan mata ternak sapi. Air mata sapi cenderung meleleh dan kakinya banyak dikerumuni lalat.

"Air mata sapi selalu meleleh, saya tidak tahu kenapa. Belum lagi lalat yang mengerumuni sapi juga bertambah banyak," katanya.

Di situasi saat ini, mereka juga sangat dilema. Sementara ternak yang harus diberi pakan jumlahnya puluhan yang jumlah pakannya juga tidak sedikit.

"Setiap hari saya harus beri makan 10 ekor sapi. Belum lagi anak-anaknya, sudah sekali kalau musim kemarau," ujarnya.

"Menjual ternak sapi juga bukan solusi saya rasa. Masalahnya di musim kemarau dengan pakan terbatas," imbuhnya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Dokter Hewan

Sementara itu, drh. Feny Rimporok salah satu dokter hewan di Gorontalo mengatakan, bahwa ternak sapi lebih rentan terhadap stres akibat panas. Suhu tinggi dan kelembaban dapat menyebabkan turunya produktivitas dan kesehatan ternak.

Untuk ternak sapi perah, suhu yang tinggi dapat mengurangi produksi susu. Sapi cenderung menghabiskan lebih banyak energi untuk menjaga suhu tubuh normal.

Tidak hanya itu, suhu panas juga mengurangi konsumsi pakan perubahan suhu dan kelembaban. Ini dapat mengurangi asupan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi.

"Jadi yang harus dilakukan agar ternak sapi tetap sehat saat musim kemarau, ada perlakukan khusus. Salah satunya memperhatikan pakan dan air minum," kata drh Feny.

Menurutnya, sudah panas dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan parasit dan penyakit tertentu. Kebersihan lingkungan dan manajemen sanitasi menjadi kunci untuk mengurangi risiko ini.

"Selain pakan dan air yang baik, penting untuk memantau kesehatan ternak secara rutin dan memberikan perawatan khusus jika diperlukan untuk mengurangi dampak musim panas pada ternak sapi," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.