Sukses

Museum Kretek Kudus, Tempat Wisata yang Menyimpan Sejarah Rokok Kretek

Museum Kretek didirikan pada 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu.

Liputan6.com, Kudus - Museum Kretek Kudus berlokasi di Jalan Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Museum ini merupakan satu-satunya museum kretek di Indonesia.

Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, museum ini menyimpan beragam koleksi yang mengisahkan tentang perkembangan kretek di tanah Jawa. Selain itu, museum ini juga menjadi lokasi syuting serial Gadis Kretek yang diadaptasi dari novel karya Ratih Kumala.

Museum Kretek didirikan pada 1986 atas prakarsa Soepardjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu. Kala itu, ia berkunjung ke Kudus dan melihat potensi besar perusahaan kretek yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.

Museum ini menyimpan setidaknya 1.195 koleksi tentang sejarah kretek. Berkunjung ke Museum Kretek Kudus membuat pengunjung dapat mempelajari banyak hal, seperti kiprah Nitisemito yang mendirikan Pabrik Rokok Bal Tiga, melihat dokumen-dokumen perusahaan pada waktu itu, melihat alat-alat pembuatan rokok secara tradisional maupun modern, diorama jenis-jenis tembakau cengkeh, diorama pembuatan rokok di pabrik, dan lainnya.

Selain itu, di sekitar komplek museum juga terdapat beberapa miniatur bangunan cagar budaya, seperti Oemah Kembar Nitisemito. Konon, Oemah Kembar Nitisemito menjadi saksi bisu kejayaan Sang Raja Kretek Nitisemito.

Selain itu, ada juga miniatur Masjid Wali loram Kulon dengan gapura padureksan yang sungguh ikonik. Ada juga Rumah Adat Kudus Joglo Pencu yang memadukan arsitektur budaya Jawa (Hindu), Persia (Islam), China (Tionghoa) dan Eropa (Belanda).

Selain memiliki ragam koleksi, Museum Kretek Kudus juga memiliki fasilitas lengkap, salah satunya wahana untuk anak-anak. Terdapat trampoline, terapi ikan, mandi bola, ember tumpah, hingga mini waterboom.

Sementara itu, lahirnya kretek di Kudus tak terlepas dari sosok Haji Djamhari. Kala itu, Haji Djamhari sakit sesak nafas dan mengambil minyak cengkih untuk dioleskan ke dada dan tubuhnya.

Setelah dioleskan, sesak nafasnya pun reda. Kemudian, ia bereksperimen dengan menghaluskan cengkih dan dicampur dengan tembakau.

Campuran tersebut kemudian dilinting menggunakan klobot kulit jagung dan diikat dengan benang. Selanjutnya, lintingan itu dibakar dan dihisap.

Saat dihisap, terdengar bunyi kemretek atau kretek-kretek dari lintingan yang dibakar. Dari sinilah nama kretek disematkan. Hingga akhirnya, berdirilah Museum Kretek Kudus yang menyimpan berbagai sejarah dan kekayaan kretek.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.