Sukses

Teror Tagihan Pinjol Berujung Pembunuhan ART di Rumah Mewah di Bengkalis

Motif tersangka pembunuhan ART di Kabupaten Bengkalis yang awalnya berniat melakukan perampokan rumah mewah adalah mencari dana untuk melunasi pinjaman online.

Liputan6.com, Pekanbaru - Lilitan utang pinjaman online terkadang membuat orang bertindak nekat. Seperti yang dilakukan Muhammad Ilmam, remaja 21 tahun di Kabupaten Bengkalis pada Jumat pagi, 8 September 2023, terhadap seorang asisten rumah tangga (ART).

Warga Kecamatan Bengkalis itu merencanakan perampokan rumah mewah di Jalan Rumbia, Kelurahan Bengkalis Kota. Aksinya menguras harta benda di rumah milik Awi itu gagal total bahkan berujung penjara.

Kepala Polres Bengkalis Ajun Komisaris Besar Setyo Bimo Anggoro menjelaskan, tersangka pembunuhan ART tertangkap beberapa jam usai beraksi. Dia kabur ke rumahnya yang tak jauh dari rumah mewah tersebut.

"Hasil penyidikan, motifnya ekonomi, ingin melakukan pencucian dengan kekerasan," kata Bimo.

Tersangka kepada penyidik mengaku tengah diteror oleh tagihan pinjaman online. Hal itu diperkuat dengan bukti tagihan di pesan singkat telepon genggam milik tersangka.

"Banyak tagihan pinjol dan investasi kripto," kata Bimo.

Berapa tagihan pinjaman online yang dimiliki tersangka, Bimo belum menyebutkan. Pasalnya tersangka masih diminta keterangan secara maraton usai ditangkap.

"Yang jelas motifnya ekonomi bukan dendam terhadap korban atau pemilik rumah, tersangka membutuhkan sejumlah uang untuk investasi kripto," tegas Bimo.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pakai Martil

Adapun ART yang menjadi korban adalah Siti Rohana. Korban dicegat saat berada di depan pintu kamar mandi lalu tangan beserta kakinya diikat memakai kabel.

Pelaku menyeret korban ke kamar. Korban beberapa kali dipukul pakai martil karena melawan hingga bersimbah darah kemudian meninggal dunia.

Dari Siti Rohana, tersangka menyasar ART lainnya bernama Ema. Ema tidak melawan setelah takut diancam akan dibunuh hingga akhirnya terpaksa mengangkat jasad Siti Rohana ke kamar.

Di kamar, Ema dipaksa masuk ke lemari. Pelaku bergerak ke dapur untuk mengambil pisau dan kesempatan ini digunakan untuk kabur dari rumah.

"Saksi meminta tolong ke warga yang ada di kedai kopi," ucap Bimo.

Informasi ini sampai ke Polres dan Polsek Bengkalis. Bimo beserta anggotanya bersenjata lengkap masuk ke rumah karena sempat mengira pelaku masih di dalam rumah.

"Ternyata sudah kabur berjalan kaki, korban dievakuasi ke rumah sakit, pelaku akhirnya tertangkap beberapa jam kemudian," terang Bimo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.