Sukses

Danau Perintis Bonebol, Keindahan Alam yang Mulai Tergerus Waktu

Berlokasi di Suwawa Danau Perintis menyimpan kelokan tersendiri. Usai direvitalisasi pemerintah daerah, danau ini menjadi tempat melepas penat atau sekedar menenangkan diri.

Liputan6.com, Gorontalo - Telaga kecil menjadi primadona di Bone Bolango, Gorontalo. Sangat cocok Bagi yang mendambakan ketenangan dan keselarasan alam, cobalah menepi sebentar.

Namanya Danau Perintis, meski hanya berukuran kecil dan menjadi satu-satunya yang ada di Bonebol, namun danau ini selalu jadi primadona pilihan wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam.

Berlokasi di Suwawa, Danau Perintis menyimpan keelokan tersendiri. Usai direvitalisasi pemerintah daerah, danau ini menjadi tempat yang tepat guna melepas penat atau sekadar menenangkan diri.

Pepohonan rindang yang mengelilingi danau itu, menambah sejuk suasana sekitar meskipun di siang hari. Tak hanya itu, penjual makanan tradisional Gorontalo juga banyak ditemukan di sana.

Danau berukuran luas sekitar 20 hektare ini juga menjadi tempat pelepas lelah para pekerja. Mengingat lokasinya yang berada di dekat perkantoran.

Pengunjung mengakui, keindahan Danau Perintis tiada duanya di Gorontalo. Baginya, danau tersebut sangat cocok untuk tempat bercengkerama bersama keluarga.

Lokasinya yang mudah dijangkau, membuat Danau Perintis ramai dikunjungi wisatawan. Tidak hanya sekedar mengunjungi, banyak dari mereka yang membawa tenda untuk bermalam.

"Setiap minggu kami menginap di pinggiran danau dengan membuka tenda. Suasana pagi ada sore, lebih berkesan," kata Maku Ramdan kepada Liputan6.com

 

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Bahrudin K Una menuturkan, selain menyimpan keelokan, Danau Perintis menjadi sumber irigasi sawah, perkebunan, dan kolam ikan warga.

"Dulunya lebih luas, airnya juga jernih," ujar Bahrudin Una.

Danau Perintis menjadi habitat hidup banyak ikan air tawar, sehingga tanaman air tawar seperti bunga teratai juga tumbuh subur di sekitar danau tersebut.

Hanya saja, seiring perjalanan waktu dan semakin banyaknya eceng gondok dan sampah air danau mulai berubah warna dan kotor, luas danau mulai tergerus dan semakin hari makin dangkal.

Akibatnya, tatanan ekosistem danau perintis, berangsur-angsur mulai tergerus. Pendangkalan danau mulai terjadi. Bunga teratai yang berfungsi sebagai lokasi berkumpul banyak ikan, kini hilang.

"Tinggal kita saya yang menjaganya. Apalagi, saat ini banyak wisatawan yang datang, jangan sampai buang sampah sembarangan," tegasnya.

Simak juga video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.