Sukses

Langkah Karantina Manado Usai Gubernur Nyatakan Flu Babi Afrika Masuk Sulut

"Status kasus virus flu babi Afrika di Sulut harus ada pernyataan resmi tertulis dari pemerintah provinsi. Itu yang kami pegang," kata Kepala BKP Manado Yusup Patiroy, Jumat (28/7/2023).

Liputan6.com, Manado - Gubernur Sulut Olly Dondokambey telah mengumumkan bahwa virus African Swine Fever (ASF) atau virus flu babi Afrika telah masuk di Sulut. Terkait hal ini, Balai Karantina Pertanian (BKP) Manado siap mengambil sejumlah langkah.

"Status kasus virus flu babi Afrika di Sulut harus ada pernyataan resmi tertulis dari pemerintah provinsi. Itu yang kami pegang," kata Kepala BKP Manado Yusup Patiroy, Jumat (28/7/2023).

Yusup mengatakan, bila telah ada pernyataan resmi tertulis, maka itu yang akan menjadi pegangan bagi BKP Manado memberikan perlakuan terhadap pengiriman daging babi ke luar daerah.

"Jadi akan ada tindakan seperti apa yang harus dilakukan, langkah-langkah apa yang bisa dibuat setelah surat resmi tersebut ada. Itu yang kami tunggu," ujarnya.

Yusup mengatakan, ketika melakukan pelarangan pengiriman daging babi ke sejumlah wilayah di Indonesia tanpa ada pegangan surat, BKP Manado akan disalahkan.

Pengiriman daging dari wilayah Sulut menjangkau beberapa daerah di pulau Jawa seperti Tangerang, di Kalimantan serta Maluku Utara.

“Belum ada obat atau vaksin untuk menyembuhkan ternak babi yang terinfeksi virus, sehingga langkah yang bisa dilakukan adalah pencegahan,” ujarnya.

Sebelumnya, Olly Dondokambey menyebutkan virus flu babi Afrika atau African Swine Fever telah masuk ke Sulut. Warga masyarakat diminta untuk mengantisipasi dampak sosial terkait hal ini.

"Pemerintah daerah sudah sejak awal melakukan penetrasi, dan penanganan sudah dilakukan, itu pun sudah sejak awal isunya masuk ke Sulut," kata Olly Dondokambey, Rabu (26/7/2023).

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Sosial

Dia mengatakan, dampak sosial yang dirasakan setelah virus ini masuk sudah cukup tinggi, peternak yang rata-rata adalah masyarakat sangat terpukul dengan virus flu babi Afrika tersebut, bukan pengusaha besar.

"Saya juga peternak, namun karena rajin menjaga kebersihan kandang, dampaknya sampai saat ini belum kena," ujarnya.

Pihak Pemprov Sulut sedang mempersiapkan memikirkan langkah penanganan untuk kerugian yang dialami oleh masyarakat, namun itu harus dilakukan secara hati-hati. Apalagi, menurut Olly, mengeluarkan uang dari pemerintah daerah tidak mudah, bisa-bisa kena tangkap.

“Nah, mekanisme itu sementara dibahas. Namun untuk penanganan agar virus ini tidak meluas penyebarannya terus dilakukan berkali-kali," katanya.

Kepastian virus flu babi Afrika ini sudah masuk ke Kabupaten Minahasa setelah laboratorium veteriner Maros, Sulawesi Selatan mengumumkan hal tersebut.

Dia mengatakan, masuknya virus flu babi ke Sulut juga ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalur ilegal, karena sudah dilakukan pengetatan di perbatasan.

"Jadilah dampaknya seperti ini. Jangan hanya melihat keuntungan ekonomi sejenak, padahal dampaknya jangka panjang," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.