Sukses

Komplikasi Akibat Malaria, Waspada 5 Hal Ini

Anemia menjadi salah satu kondisi yang bisa terjadi saat komplikasi akibat malaria.

Liputan6.com, Bandung - Penyakit malaria kembali mengancam kesehatan apalagi pada kondisi cuaca kering alias musim kemarau.

Pada kondisi tersebut, nyamuk dengan cepat berkembang biak. Apa pasal malaria dengan nyamuk? Ya, nyamuk merupakan medium penularan malaria ke manusia.

Hewan kategori serangga benama Anopheles berjenis kelamin betina berparasit ini, dalam satu gigitannya akan menyebabkan kematian.

Gejala awal malaria biasanya menyerupai flu, demam, dan sakit kepala. Gejala-gejala tersebut memang sangat umum terjadi pada penyakit ringan lain, sehingga sulit untuk diidentifikasi sebagai malaria.

Menurut keterangan dr. Pittara dari laman alodokter.com, penyakit malaria harus segera ditangani untuk mencegah risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya.

"Penanganan malaria dapat dilakukan dengan pemberian obat antimalaria yang jenisnya disesuaikan dengan parasit penyebab malaria, tingkat keparahan, atau wilayah yang pernah ditinggali penderita," tulis Pittara dicuplik Rabu, 12 Juli 2023.

Pasalnya, jika tidak ditangani dengan cepat, terdapat 5 komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malaria, antara lain:

1. Anemia parah

Anemia terjadi karena banyaknya sel darah merah yang hancur atau rusak (hemolisis) akibat parasit malaria.

2. Malaria otak

Komplikasi ini terjadi saat sel darah dipenuhi parasit sehingga menghambat pembuluh darah kecil pada otak. Akibatnya, otak menjadi bengkak atau rusak. Gejala malaria otak berupa kejang dan koma.

3. Gagal fungsi organ tubuh

Beberapa organ yang dapat terganggu karena parasit malaria antara lain ginjal, hati, atau limpa. Kondisi tersebut dapat membahayakan nyawa penderita. Pada beberapa kasus, limpa bahkan dapat membesar (splenomegali) hingga lebih dari 10 cm.

4. Gangguan pernapasan

Komplikasi ini terjadi saat cairan menumpuk di paru-paru (edema paru) sehingga membuat penderita sulit bernapas

5. Hipoglikemia

Malaria yang parah bisa menyebabkan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah. Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat koma atau bahkan kematian.

"Meski belum ada vaksinasi untuk mencegah malaria, dokter dapat meresepkan obat antimalaria sebagai pencegahan jika Anda berencana bepergian atau tinggal di area yang banyak kasus malarianya," lanjut Pittara.

Pittara menerangkan pencegahan malaria juga bisa dilakukan dengan memasang kelambu di tempat tidur, mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, serta menggunakan krim atau semprotan antinyamuk.

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang menyebar melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria akan mengeluhkan gejala demam dan menggigil beberapa hari setelah terinfeksi parasit yang dibawa oleh nyamuk.

"Walaupun mudah menular melalui gigitan nyamuk, malaria bisa sembuh secara total bila diatasi dengan tepat," tukas Pittara.

Melansir laman Health Liputan6.com, Data World Malaria Report 2020 yang disusun oleh World Health Organization menyebutkan sekitar 229 juta kasus infeksi malaria terjadi di tahun 2019.

Dari angka itu, 400.000 orang yang terinfeksi meninggal. Kebanyakan dari korban malaria adalah anak- anak di bawah 5 tahun.

Tidak ada salahnya, jika kita mengikuti arahan dr Pittara soal penggunaan kelambu dan pakaian panjang serta celana panjang.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, karena mencegah penyakit itu lebih murah, sedangkan mengobati itu relatif mahal. Jangan lupa pula menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.