Sukses

Unilak Riau Ajak Mahasiswa Hasilkan Cuan dari Sampah

Universitas Lancang Kuning Riau terus mengajak mahasiswa memanfaatkan sampah menjadi sumber cuan sehingga bisa menjaga lingkungan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Universitas Lancang Kuning (Unilak) Riau terus mengajak mahasiswa memanfaatkan sampah menjadi sumber cuan. Mahasiswa diajak mengelola limbah rumah tangga itu diolah sedemikian rupa untuk menjaga lingkungan.

Menurut Rektor Unilak Riau Dr Junaidi, hal ini menjadi komitmen lembaganya mengatasi persoalan sampah di masyarakat, khususnya Pekanbaru. Hal tersebut juga bertepatan dengan Hari Sampah Nasional pada 21 Februari.

Mahasiswa diajak menghasilkan uang dari sampah ini dibahas dalam seminar. Turut hadir sejumlah perusahaan yang bekerjasama dengan Unilak dalam pengadaan bank sampah seperti PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

"Bersama PHR kami mendirikan bank sampah di sejumlah kabupaten/kota," kata Junaidi, Selasa siang, 22 Februari 2023.

Junaidi mengatakan, bank sampah Unilak ini mendapat apresiasi dari Universitas Gajah Mada. Unilak dinilai berhasil mengelola sampah dengan baik bekerjasama dengan mahasiswa dan perusahaan sehingga menghasilkan uang.

"Sampah ketika dikelola dengan baik akan meningkatkan kesejahteraan dan menjaga kelestarian lingkungan," jelas Junaidi.

Kerjasama dengan PHR dalam pengelolaan sampah ini sudah berjalan 3 tahun dengan LPPM Unilak. Hingga kini sudah 100 kelompok bank sampah inti dan unit, termasuk sejumlah sekolah adiwiyata.

Manager External Communications & Stakeholder Relations South PHR Wan Dedi Yudistira menjelaskan, kelompok bank sampah ini sudah menghasilkan ragam produk turunan. Baik itu sampah organik dan anorganik.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produk Turunan

Beberapa produk itu di antaranya eco enzym (EE), azolla, pupuk lindi, magot, minyak jelantah serta berbagai produk kerajinan dari hasil daur ulang sampah serta eco-brick.

Selain melakukan pengembangan produk turunan, kedua belah pihak terus mengembangkan unit-unit baru dari bank sampah.

"Ini perlu disosialisasikan kepada berbagai elemen, seperti masyarakat dan khususnya kepada pemangku kebijakan," jelas Wan Dedi.

Sementara itu, Kepala LPPM Unilak Dr David Setiawan ST MT menyebutkan, pihaknya memberikan kepada dunia industri dan pendidikan yang punya perhatian lebih mengelola sampah.

Kegiatan ini dihiasi dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dan dosen serta perusahaan. Mahasiswa begitu antusias ingin menghasilkan uang dengan mengelola sampah.

Tidak hanya seminar dan diskusi, Unilak akan menindaklanjutinya dengan memberikan pelatihan khusus kepada mahasiswa agar aktif mengelola sampah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini