Sukses

Karangan Bunga dari Pejabat dan Politikus Berjejer di Rumah Duka Sipon Istri Wiji Thukul

Hingga di akhir hayatnya, Sipon tidak pernah tahu di mana Wiji Thukul berada setelah dinyatakan hilang pada 1998.

Liputan6.com, Solo - Presiden Jokowi hingga Anies Baswedan mengirimkan karangan bunga sebagai ungkapan duka cita atas meninggalnya Dyah Sujirah atau Sipon, istri penyair aktivis Wiji Thukul, Kamis (5/1/2023) kemarin. 

Karangan bunga tampak berderet di depan rumah duka yang beralamat di Kalangan RT 1 RW 14, Kelurahan Jagalan, Jebres, Solo.

Karangan bunga yang dikirim Presiden Jokowi bertuliskan ‘Turut Berduka Cita Atas Wafatnya Ibu Dyah Sujirah’.

Selain presiden, karangan bunga duka cita atas meninggalnya Sipon juga dikirim oleh putranya, Gibran Rakabuming Raka. Bunga tersebut dikirim dengan atas nama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo.

Karangan bunga kiriman Gibran Rakabuming Raka itu berdampingan dengan karagan bunga kiriman mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga capres Partai Nasdem, Anies Baswedan.

Tak hanya para pejabat, karangan bunga itu juga dikirim sejumlah yayasan dan lembaga seperti dari AJI Indonesia, Yayasan Spek HAM, Keluarga Besar Ikohi, Migrant Care dan lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Riwayat Penyakit Diabetes

Sebelumnya kabar duka datang dari Solo. Sipon, istri aktivis Wiji Thukul dikabarkan meninggal dunia, Kamis (5/1/2023). Kabar itu pertama kali disiarkan Wahyu Susilo, yang juga adik Wiji Thukul. 

"Sugeng tindak mbok Pon. Semoga ketemu kangmas Thukul. Fajar Merah dan Nganthi Wani tabah ya," tulis Wahyu. 

Dari kabar yang beredar, Sipon meninggal dunia karena diabetes. Kini jenazah korban disemayamkan di rumah duka di Kalangan RT01/14, Jagalan, Jebres, Surakarta. 

Hingga akhir hayatnya, Sipon belum juga mengetahui keberadaan Wiji Thukul yang hilang sejak 1998. Wiji Thukul sendiri dikenal sebagai aktivis sekaligus penyair yang gencar menyuarakan hak asasi manusia. Wiji Thukul sangat aktif menentang rezim otoriter di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada 23 Juli 1998, Wiji Thukul dikabarkan menghilang dan sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. 

Kisah hidup Wiji Thukul yang berani diceritakan dalam film berjudul Istirahatlah Kata-Kata, yang ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh Yosep Anggi Noen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.