Sukses

Pesan Mengejutkan Anak Disabilitas Korban Penganiayaan Orangtua kepada Polisi

Bocah disabilitas berinisial MR mengalami trauma karena penganiayaan yang dilakukan oleh ayah tirinya, Zul.

Liputan6.com, Pekanbaru - Bocah disabilitas berinisial MR mengalami trauma karena penganiayaan yang dilakukan oleh ayah tirinya, Zul. Anak berumur 10 tahun ini bahkan tidak mendapatkan perlindungan dari wanita yang melahirkannya, Mel.

Penganiayaan anak disabilitas ini sudah ditangani Polda Riau. Zul ditangkap di rumah kontrakannya di Kabupaten Kampar, sementara Mel turut menjadi tersangka dan ditahan karena pembiaran.

Sebelum menangkap tersangka pada Rabu malam, 26 Oktober 2022, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Komisaris Besar Asep Darmawan sempat menemui korban di rumah kerabatnya di Pekanbaru.

Saat berbincang dengan korban, air mata Asep menetes mendengarkan cerita penganiayaan. Asep tak menyangka ada manusia berbuat sadis kepada anak disabilitas.

"Sungguh memilukan, traumatis, anak 10 tahun kondisi lumpuh menyampaikan isi hatinya," jelas Asep, Jumat siang, 28 Oktober 2022.

Kepada Asep, korban pada Rabu siang itu, meminta pelaku atau ayah tirinya segera ditangkap. Korban juga ingin pelaku mendapatkan hukuman berat.

"Korban ingin pelaku (Zul) dipenjara seumur hidup, saya sampaikan hukumannya 15 tahun penjara," imbuh Asep.

Asep juga menggambarkan traumatis korban ketika berbincang dengannya. Pesan ini menggambarkan betapa penganiayaan itu sangat berbekas pada psikis korban.

"'Jangan lupa Pak, dipukul,' itu pesannya yang disampaikan korban," ingat Asep.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Sekolah

Di sisi lain, korban kepada Asep mengutarakan niatnya bersekolah. Hal ini membuat Asep dan anggotanya patungan membelikan peralatan sekolah, baju, obat-obatan, makanan ringan, vitamin, buah-buahan.

"Ada juga kursi roda agar dapat digunakan oleh MR dalam berkegiatan sehari-hari," kata Asep.

Asep melihat keterbatasan MR tidak menjadi penghalang untuk sekolah karena keinginan kuat. Asep berjanji membantu MR agar bisa bersekolah seperti anak-anak pada umumnya.

"Kami akan usahakan agar korban bisa sekolah di SLB," ucap Asep.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini