Sukses

Kreativitas Narapidana Lapas Teluk Kuantan Bikin Kotak Tisu dari Limbah Sampah

Narapidana di Lapas Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, membuat kotak tisu dari limbah sampah kertas dan keset kaki dari limbah pakaian untuk dijual ke warga sekitar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Berada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) tak lantas membuat narapidana hanya menunggu waktu bebas. Beberapa di antara mereka juga melakukan hal kreatif bernilai ekonomis sebagai bekal jika bebas nanti.

Seperti yang dilakukan oleh sejumlah narapidana di Lapas Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Mereka mengubah limbah sampah menjadi barang berharga.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, Mhd Jahari Sitepu menjelaskan, mengolah limbah menjadi kotak tisu dan keset lantai itu merupakan motivasi bagi warga binaan.

"Jadilah orang luar biasa karena dunia saat sudah penuh dengan orang yang biasa-biasa saja," kata Jahari menyemangati warga binaan.

Motivasi ini membangkitkan semangat warga binaan agar tidak melukai hati keluarga dan masyarakat lagi. Warga di Lapas Kelas IIB itu mulai mengolah limbah kertas koran menjadi kotak tisu.

Proses narapidana buat kotak tisu ini tidaklah mudah. Petugas Lapas memberikan pelatihan setelah mempelajari pembuatan kotak tisu di media sosial. Setelah itu, koran bekas dicari, diolah dan dilem hingga berbentuk kotak tisu.

"Kemudian ditambah sentuhan seni oleh warga binaan, banyak masyarakat tidak percaya ini karya warga binaan," kata Jahari.

Dari kertas bekas, warga binaan juga memanfaatkan kain perca ataupun kain bekas potongan jahitan. Potongan kain itu dirangkai hingga terbentuklah keset kaki.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dijual ke Warga

Pembuatan keset kaki ini juga pelatihan dari petugas setelah mempelajari video di media sosial. Karya warga binaan ini diberi merek ALKANA atau alas kaki karya narapidana.

"Setelah dipelajari petugas, kemudian dipraktikkan bersama-sama," jelas Jahari.

Kotak tisu dan keset kaki itu sudah dipasarkan ke masyarakat sekitar. Caranya dengan menitipkan ke toko ataupun warung-warung di sekitar Lapas.

"Juga dipasarkan melalui media sosial dan galeri hasil karya narapidana yang di ditempatkan di ruang kunjungan lapas atau dapat menghubungi petugas lapas yang menangani pemasaran di nomor kontak 085264410975," sebut Jahari.

Jahari menerangkan, lapas tidak hanya berfungsi sebagai menyadarkan warga binaan agar taat hukum dan tidak mengulangi perbuatannya lagi. Namun juga tempat pelatihan keterampilan.

"Ilmu dan skil yang diajarkan di Lapas dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi dalam menjalani kehidupannya setelah bebas," kata Jahari.

Jahari menambahkan, Lapas sebagai tempat terbatas bisa menjadi lokasi berkarya. Masyarakat diharap mendukung proses ini dan menerima kembali warga binaan saat bebas.

"Jangan dijauhi, tapi harus dirangkul bersama-sama setelah bebas nanti," ujar Jahari.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.