Sukses

Menteri Sandi Dorong Kampung Tua Bakau Serip Jadi Destinasi Ekowisata Kelas Dunia

Menparekraf Sandiaga Uno meninjau langsung Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip yang berada di wilayah Nongsa, Kota Batam Provinsi Kepri.

Liputan6.com, Batam - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meninjau langsung Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip yang berada di wilayah Nongsa, Kota Batam Provinsi Kepri, Selasa (31/5/2022). Kehadiran Sandiaga juga dalam rangka gelaran Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022.

Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip merupakan sebuah pengembangan desa wisata yang pengelolaannya dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan, dan bermuara pada pelestarian lingkungan.

"Karenanya ini menjadi konsep pengembangan wisata masa depan yang berkualitas berwawasan lingkungan dan berkelanjutan," kata Sandi.

Konsep desa wisata ini, sebut Sandiaga, akan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

"Tujuan dari digelarnya ADWI Tahun 2022 sendiri adalah, agar desa-desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia memiliki daya tarik wisata. Pada akhirnya akan mampu menjadi penggerak ekonomi tingkat desa melalui desa wisata," katanya.

ADWI merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Kemenparekraf. Tahun ini, diikuti lebih dari 3.419 peserta dari seluruh Indonesia. Pada perjalanannya, telah dilakukan serangkaian penilaian yang ketat, menyisakan 50 desa.

Gery, Pengelola Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip mengatakan, sebelum dikembangkan, lokasi desa wisata Kampung Tua Bakau Serip merupakan tempat pembuangan sampah. Tapi dengan niat bersama, akhirnya lokasi seluas kurang lebih 10 hektar ini, berhasil disulap menjadi desa wisata.

"Dan alhamdulillah lokasi kita masuk menjadi 50 besar," jelasnya.

Gery juga mengatakan, desa wisata yang dikelolanya telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk bisa dipilih dan ditetapkan sebagai desa wisata. Mulai dari ketersediaan akses kebersihan, kesehatan, keamanan, hingga kelestarian lingkungan.

"Kemudian di sini juga tersedia arena kesenian budaya Melayu, tempat untuk berswafoto, keberadaan toko yang menjual cendera mata, tempat untuk sewa area hingga keberadaan tempat kuliner termasuk pusat oleh-oleh seperti fashion dan kerajinan kriya," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Gubernur Kepri

Sementara itu, Gubernur Kepri Ansar Ahmad berkomitmen mendukung penuh pengembangan desa wisata seperti yang dilakukan pada Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, agar terus bangkit dan berkembang.

"Karena dengan adanya destinasi yang terus bermunculan seperti desa wisata ini, bisa memberikan pilihan lebih banyak lagi tempat berwisata yang bisa dikunjungi wisatawan. Dengan demikian mereka bisa lebih lama lagi berada di Kepri," ungkap Ansar.

Saat ini konsep green tourism yang dikembangkan melalui konsep ekowisata seperti ini, dikelola dengan menekankan aspek penyelamatan lingkungan yang bisa menjamin kebutuhan masa depan akan sumber daya lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya yang memadai.

Ansar berharap Menteri Sandi mau membujuk pemerintah Singapura agar membuka Pelabuhan Harbour Front, demi terbukanya kembali jalur pelayaran ke Kepri. Karena saat ini baru Pelabuhan Tanah Merah Singapura saja yang dibuka.

"Padahal Singapura juga telah kembali membuka jalur penerbangan internasional untuk semua penerbangannya. Kita ingin, Kepri kembali menerima kunjungan wisman, melalui skema international charter flight Singapura-Bintan, termasuk Malaysia-Batam," kata Ansar.

Gubernur Ansar menuturkan juga akan segera bertemu para agen penjualan tiket, untuk membicarakan penurunan harga tiket pelayaran yang banyak dikeluhkan penumpang karena masih terlalu tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.