Sukses

Cara Mengatasi Long Covid Syndrome, Gejala yang Dialami Para Penyintas Covid-19

Long covid syndrome atau keluhan berkepanjangan pasca terinfeksi Covid-19 menghantui para penyintas Covid-19

Liputan6.com, Purwokerto - Long covid syndrome atau keluhan berkepanjangan pasca terinfeksi Covid-19 menghantui para penyintas Covid-19. Long covid syndrome bisa menimpa penyintas Covid-19 baik yang mengalami gejala ringan ataupun berat.

Beberapa gejala long covid yang umum terjadi antara lain kelelahan, sesak napas, dan disfungsi kognitif seperti kebingungan, pelupa, kurang fokus dan gangguan mental.

Dokter Spesialis Paru Fakultas Kedokteran Unsoed dr Indah Rahmawati SpP mengatakan sejak pertengahan tahun 2020 beberapa penelitian sudah mulai menemukan fenomena Long Covid pada penyintas Covid-19.

Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) pada bulan September 2020, hampir 35 persen pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 mengaku tidak kembali ke kondisi fisik yang optimal.

"Ada beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa Long Covid terjadi karena kerusakan organ akibat virus dan sisa-sisa peradangan yang masih terus berlangsung walaupun virus sudah tidak ditemukan," kata Indah, Sabtu 12 Maret 2022.

Untuk mengetahui gejala long covid, perlu dilakukan diagnosis. Diagnosis dilakukan dengan mengamati gejala long covid yang ajeg selama lebih dari tiga bulan pasca-covid.

Selain itu, diagnosis juga dilakukan dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan hingga pemeriksaan penunjang dari pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan radiologis, pemeriksaan faal paru, EKG dan penilaian kualitas hidup.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala Long Covid-19 dan Pengobatan

"Gejala yang umum terjadi antara lain kelelahan, batuk, sesak napas, nyeri dada, nyeri atau gatal tenggorokan, nyeri otot atau sendi, gangguan kognitif, sakit kepala, diare, kecemasan, depresi, aktivitas terbatas dan terkadang juga ditemukan kelainan hasil pemeriksaan radiologis atau nilai faal paru pada sebagian kasus," ucap dokter spesialis lulusan Fakultas Kedokteran UI itu.

Indah yang juga Pengurus Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) cabang Jawa Tengah menambahkan penanganan Long Covid meliputi dua bagian, yaitu secara mandiri dan medis.

Penanganan mandiri yang dapat dilakukan di rumah antara lain diet makanan bergizi, tidur yang cukup, berhenti merokok, menghindari stress pikiran, meditasi, membatasi minuman beralkohol atau kafein, pemantauan saturasi oksigen perifer dengan alat oksimetri disertai latihan fisik secara bertahap.

Tatalaksana mandiri ini dapat ditunjang dengan medis jika diperlukan seperti terapi simptomatik sesuai gejala yang muncul, terapi oksigen jangka panjang, latihan rehabilitasi paru, mengatasi infeksi sekunder yang mungkin terjadi dan konsumsi obat rutin sesuai komorbid pasien.

"Dengan melakukan tatalaksana isecara keseluruhan dan dukungan moril oleh keluarga terdekat diharapkan bisa mempercepat penyembuhan gejala Long Covid serta meningkatkan kualitas hidup penyintas Covid-19," tuturnya yang juga anggota Satgas Covid Fakultas Kedokteran Unsoed.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.