Sukses

Jabar Tetapkan 5 Kuliner sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Apa Saja?

Pemprov Jabar menetapkan lima kuliner khas daerahnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov Jabar menetapkan lima kuliner khas daerahnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 2022. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jabar Benny Bachtiar, Senin (7/3/2022) mengatakan, kelima kuliner khas daerah yang ditetapkan sebagai WBTB mulai dari Empal Gentong hingga Dodol Ketan Kasepuhan Banten Kidul. 

Benny mengatakan, penetapan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk melindungi kebudayaan nasional termasuk juga di Jawa Barat. 

Selain itu, lanjut dia, dalam penetapan WBTB tersebut terdapat sejumlah hal atau faktor yang dilakukan seperti perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan. 

Menurut dia hal tersebut saling berkaitan dan perlu ada kolaborasi dalam pemeliharaan antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota. 

"Kami berharap dengan potensi-potensi yang dimiliki hari ini bisa memberikan semangat untuk mengembangkan seni tradisi yang ada. Selain itu jadi kekuatan ekonomi baru di sektor kebudayaan. Tentunya bisa menghidupi para seniman dan budayawan," katanya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

5 Kuliner

Lima kuliner khas asal Jabar yang ditetapkan sebagai WBTB yang pertama, bubur Suro dari Cirebon. Bubur Suro biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.

Bubur Suro terbuat dari bubur beras, santan kelapa, dan lauk pauk, seperti sambal goreng, ayam suwir, ikan asin jambal, dan bahan lainnya. 

Kuliner yang kedua, empal gentong dari Cirebon. Sekilas, kuliner yang masuk dalam WBTB ini mirip dengan gulai. Pada awalnya empal gentong dibuat dari daging kerbau. 

Salah satu keunikannya, daging kerbau tersebut dimasukkan ke dalam gentong dari tanah, kemudian dimasak dengan menggunakan kayu asam. Empal Gentong awalnya diciptakan oleh masyarakat Desa Battembat pada tahun 1950-an. 

Kuliner yang ketiga, adalah galendo dari Ciamis. Kuliner yang terbuat dari saripati minyak kelapa ini rasanya manis. ​Proses pembuatan galendo memakan waktu yang cukup lama, semula ratusan butir kelapa dikupas dan diparut menggunakan mesin. Hasil parutan kemudian disaring dan diambil saripatinya. Saripati tersebut kemudian diendapkan beberapa jam.

Kuliner yang keempat, adalah moci dari Sukabumi. Kue dari beras ketan seukuran kelereng ini menjadi salah satu kuliner dan buah tangan dari Kota Sukabumi. Moci sendiri merupakan makanan dari Jepang. Konon, moci di Sukabumi hadir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. 

Kuliner yang kelima, dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul. Kuliner ini biasanya disajikan dalam berbagai acara adat dan hiburan rakyat. Salah satunya disajikan dalam acara Seren Taun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.