Sukses

UMKM Jabar Melaju Bebas Hambatan Bersama KALog dalam Guncangan Pandemi Covid-19

Penurunan drastis jumlah penumpang kereta api, dibayar lunas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Barat dengan mengirimkan barang melalui jasa KALog.

Liputan6.com, Garut - Masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 2020 lalu, memukul seluruh sektor perekonomian, tak terkecuali transportasi. Seperti yang dialami PT Kereta Api Indonesia khusus Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, yang melintasi wilayah Garut, Jawa Barat dan sekitarnya.

Namun, di balik musibah selalu ada hikmah. Jasa pengiriman Kereta Api Logistik (KALog), anak perusahaan PT KAI ini justru moncer dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah pengiriman barang selama masa pendemi.

Penurunan drastis jumlah penumpang kereta api, dibayar lunas pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Barat dengan mengirimkan barang melalui jasa KALog. Sinergi nyata antara KAI dengan anak perusahaan membuat perusahaan mampu bertahan di tengah badai pandemi Covid-19.

Wildan Abril (21), salah satu petugas admin PT KAI Log gerai Copong, Kecamatan Garut Kota mengakui jumlah kiriman barang meningkat saat pandemi.

"Pertumbuhan paket kiriman kami naik sekitar 70 persen jika dibanding sebelum pandemi," ujar dia, dalam obrolan hangat dengan Liputan6.com, Senin (7/2/2022).

Dengan kerut kebahagiaan dalam wajah lelahnya, Wildan tampak bungah menceritakan capaiannya selama ini. Menurutnya, masa pandemi Covid-19 dalam kurun waktu dua tahun terakhir, justru memberikan hikmah tersembunyi, seiring meroketnya jasa pengiriman.

"Rata-rata yang masuk ke kami produk UMKM terutama makanan dan fashion, salah satunya jaket ini," ujar dia menunjuk pada beberapa karung paketan barang yang sudah tiba.

Sebelum pandemi Covid-19 menerjang, rata-rata omzet pengiriman barang hanya berkisar 300-400 kilogram (kg), tetapi sejak pandemi hingga kini naik signifikan. "Paling minim kami mengirim barang 1 ton (1.000 kg) per hari, bahkan lebih," kata dia.

Menurutnya, pelayanan jasa antar paket yang digulirkan KALog memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, selain ketepatan waktu pengiriman, harga yang ditawarkan dinilai terjangkau bagi pelaku usaha seperti UMKM di Garut.

"Banyak diskon juga yang kami berikan bagi pelaku usaha," ujar dia.

Ia mencontohkan batas minimum pengiriman barang 1 hingga 10 kilogram (kg) hanya dikenakan biaya Rp50 ribu, sementara untuk berat di atasnya hingga bobot mencapai 19 kg, hanya dikenakan tambahan biaya Rp2.500 per kilogram.

Sedangkan, untuk pengiriman 20-30 kg, pelanggan bakal mendapatkan diskon hingga 5 persen, serta 10 persen bagi pengiriman barang dengan berat 31-40 kg.

Sementara, untuk kiriman 100-200 kg, pelanggan bakal mendapatkan diskon 25 persen. "Untuk 200 kg ke atas maksimal diskon 30 persen," ujar dia.

 

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Oase di Tengah Pandemi

Nurdin, salah satu pelaku usaha UMKM di Garut mengakui peran besar jasa pengiriman KALog selama masa pandemi. Menurutnya, diskon yang diberikan perusahaan, serta masa tempuh barang yang terbilang cepat, menjadi alasan dirinya pindah haluan menggunakan KALog.

"Biasanya kalau ekspedisian yang lain menunggu dulu batas tonasenya, kalau KALog berapa pun pasti berangkat sebab menggunakan rangkaian gerbong kereta," ujar dia.

Alhasil masa kirim barang untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur selesai dalam waktu hitungan satu malam. "Saya pernah mengirim barang ke Surabaya sore hari ini, besoknya barang sudah sampai," ujar dia bangga.

Juru Bicara Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengakui adanya pertumbuhan signifikan yang dicapai KALog selama masa pandemi dalam mendistrubusikan barang hasil pelaku usaha UMKM di Garut.

"Kebetulan kami, bersama Pemda Garut, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata telah menekan kerja sama pengiriman barang untuk membantu masyarakat," ujarnya.

Menurut dia, kinerja KALog terus menunjukkan tren positif sejak masa pandemi berlangsung. Kondisi itu, dinilai bakal semakin diminati pelaku usaha, terutama saat pengoperasian jalur reaktivasi Cibatu-Garut Kota dimulai.

"Sekarang kan masih menggunakan stasiun Leles sudah seperti itu, nanti jika sudah aktif bisa langsung melalui Stasiun Garut lebih dekat," kata dia.

Dalam kerja sama itu, ujar dia, PT KAI bakal membawa hasil uji kerajinan dan produk lainnya yang masih terjangkau bagi masyarakat Garut.

"Kami juga minta kerja samanya semua pihak agar kerja sama itu mampu dioptimalkan seluruh pelaku usaha di Garut untuk menggunakan jasa pengiriman melalui kereta api," kata dia.  

3 dari 3 halaman

Bertahan di Tengah Gemburan Pandemi

Kuswardoyo menyatakan, masa pandemi yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir berdampak pada daya angkut penumpang kereta api. "Pada liburan akhir tahun Natal tahun kemarin, total keterisian tempat duduk hanya 54,5 persen," ujar dia.

Hadirnya kebijakan Satgas penanggulan Covid-19 pusat mengenai kewajiban penggunaan tes PCR bagi anak langsung memukul seluruh rencana target capaian akhir tahun yang telah disusun perusahaan.

"Logikanya ketika satu anak tidak jadi berangkat, maka orang berikutnya yakni orangtuanya jelas tidak jadi berangkat," ungkap dia.

Beruntung, dengan sejumlah kebijakan strategis yang diterapkan perusahaan, akhirnya PT KAI terutama DAOP 2 Bandung tetap memberikan pelayanan optimal bagi seluruh penumpang.

"Saat nataru lalu jumlah penumpang kembali naik, namun masih jauh dari jumlah yang kami sediakan," kata dia.

Saat ini, rata-rata tingkat keterisian tempat duduk kereta api wilayah DAOP 2 Bandung berkisar di angka 2.000-3.000 penumpang setiap hari, jauh di bawah total ketersediaan jumlah tempat duduk sekitar 7.000 orang per hari.

"Di luar weekend yang bisa mencapai 3.500-4.000 mulai Jumat, Sabtu, Minggu, selainnya jumlah penumpang di bawah itu," papar dia.

Khusus Garut, rencana pengoperasian reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut kota yang sudah ditunggu masyarakat, hingga kini masih menjadi perhatian pemerintah pusat.

"Kalau dari segi kesiapan infrastruktur sudah siap, kami semua tinggal menunggu kebijakan dari pemerintah, doakan saja," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.