Sukses

Diduga Melebihi Kapasitas, Kapal yang Tenggelam di Kaltara Banyak Angkut Anak-anak

Speedboat (SB) Ryan dengan tujuan Tarakan-Sembakung yang tenggelam diduga akibat penumpang tak mendaftarkan anak mereka dalam data penumpang.

Liputan6.com, Tarakan - Speedboat (SB) Ryan dengan tujuan Tarakan-Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara alami kecelakaan. Speedboat yang mengangkut 30 orang penumpang diantaranya 23 penumpang dewasa dan 7 penumpang anak-anak, diduga melebihi dispensasi.

Pasalnya sebelum berangkat SB Ryan diketahui hanya mengangkut 21 orang penumpang yang tercatat dalam data penumpang. Namun saat kejadian ternyata ada penambahan rombongan dua orang menjadi 23 orang penumpang.

“Sebenarnya ada 21 orang itu yang sudah sesuai dengan nama yang masuk tapi ternyata ada tambahan anak-anak. Sistem beli tiket ini kan melalui SMS atau WhatsAp karena takutnya speedboat penuh, nah penumpang ini ada yang tidak daftarkan nama anaknya jadi waktu datang itu tiba-tiba sudah sama anaknya,” ungkap Aswan Syamsi selaku Wakil Operasional Surya Sebatik Indonesia, Senin (7/7/2021).

Padahal diakui Aswan, pihaknya sudah menyampaikan kepada penumpang untuk mendaftarkan anak-anak sehari sebelumnya agar penumpang bisa dikondisikan. Namun sering diabaikan hingga akhirnya terjadi insiden SB Ryan terbalik.

“Jadi kalau untuk tujuan Sembangkung ini memang dilemanya sama anak-anak. Saya sudah daftarkan semua cuma melebih dari dispensasi, kalau saya tahu dari awal itu jumlahnya sekian kan bisa saya kurangi penumpang yang dewasa. Waktu penumpang dari Beringin mau turun ada dua ibu-ibu bawa anak empat orang disitu saya sudah sampaikan, kalau anaknya mau didaftar disampaikan sebelumnya,” tuturnya.

Simak juga video pilihan berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akibat Pusaran Air

Pusaran air yang terjadi di sekitar jalur perairan yang dilintasi SB Ryan diduga menjadi penyebab speedboat yang berkapasitas 4 GT, mesin 2x200 PK dan berusia 8 tahun tersebut terbalik. Akibatnya enam orang dilaporkan meninggal dunia, sementara satu orang penumpang lainnya masih dalam proses pencarian oleh Tim SAR gabungan.

“Jalur yang dilintasi ini sebenarnya jarang terjadi karena bukan sungai dalam, tidak seperti Tarakan-Tanjung selor. Optimalnya jika mesin tidak mengalami masalah waktu perjalanan sekitar3,5 jam itu sampai di Desa Atap. Sedangkan kejadian ini di Desa Pelaju, dengan jarak Pelaju dan Atap itu kurang lebih setengah jam” ujar Hasbullah, Kepala Operasional Surya Sebatik Indonesia.

Menurut Hasbullah laporan dari nahkoda kepada pemilik speedboat, terjadi karena ada benturan pada saat masuk ke Sungai karena kaget penumpang berdiri dan speedboat mengalami oleng. Penyebab benturan belum diketahui, namun biasanya ada batang kayu yang hanyut sehingga apabila sudah masuk sungai harus berhati-hati.

Dari segi perizinan SB Ryan diketahui masih dalam proses, beberapa kali speedboat tersebut diminta perizinannya untuk disampaikan kepada agen. Akan tetapi pemilik selalu beralasan dan masih kekeh akan perubahan muatan.

“Dari Dinas Perhubungan juga sudah menginstruksikan agar pemilik memperbarui model tempat duduk yang digunakan agar mengarah ke depan semua. Karena dari kesehatan, saat mesin terangkat speed juga miring tapi pemilik mengeluh karena kalau berhadapan bisa muat 20 orang sedangkan kalau menghadap ke depan semua hanya muat 10 orang saja,” ungkapnya.

SB Ryan sudah diberikan tindakan keras dengan surat peringatan, namun hingga kini belum ada realisasinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.