Sukses

Konser Virtual 'Bantu Flobamora' untuk NTT

Kepedulian untuk NTT menembus batas lintas negara. Konser kepedulian digelar secara virtual.

Liputan6.com, Jakarta - Pastor Leonardus Mali dari Keuskupan Agung Kupang yang tengah melanjutkan pendidikan di Roma, Italia, terhenyak mendengar tanah leluhurnya, Nusa Tenggara Timur (NTT), porak-poranda terlanda bencana Sikon Seroja pada 2 April sampai 5 April 2021.

Dia tak henti menghubungi banyak pihak mencari berita langsung dari NTT untuk disebarluaskan terutama dalam grup Jaringan Keluarga Katolik Indonesia Diaspora Sedunia di mana dia menjadi salah satu pelopor.

Pastor Leo, begitu dia biasa dipanggil, mengatakan bahwa bencana NTT adalah dampak nyata dari pemanasan global akibat perubahan iklim. Itu imbas dari kejahatan ekologi di seluruh dunia, terutama di belahan dunia yang dipastikan sebagai penyumbang terbesar dari emisi karbon yang berpengaruh terhadap pemanasan global.

Yang menyedihkan, kata dia, NTT yang menanggung akibat dari bencana ini bukanlah sebuah wilayah yang menjadi penyumbang signifikan emisi karbon yang menyebabkan pemanasan global. Ketergantungan global ini pun mengajarkan kita untuk saling peduli. Peduli antara sesama dan peduli pada alam sebagai Gambaran Sang Pencipta.

"Bencana ini sekali lagi mengingatkan sebuah saling ketergantungan global. Bahwa kita hidup dalam 'sebuah perahu yang sama'," katanya.

Dari negara lain, Ine Patah, yang berdiam di Negara Kincir Angin Belanda, menanggapi kesedihan Pastor Leo dengan sebuah ide untuk menggelar konser virtual dengan maksud menggalang dana untuk NTT: Konser HOPE.

Mengenai HOPE, Ine Patah menjelaskan, “HOPE terjadi karena harapan dalam memberi dan membagi dengan talenta yang ada, yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai individu."

“Apa yang terjadi di NTT sangatlah mengiris hati setiap manusia dan bagi diaspora yang berasal dari NTT dan juga yang dari Indonesia, apa yang terjadi di sana seperti bagian dari tubuh kita mengalami kesakitan," ucapnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, kata Ine, apa yang terjadi di NTT bukan saja kesedihan NTT tapi juga kesedihan kita bersama. Kejadian di NTT tidak tersiarkan seluruhnya mengingat NTT terdiri dari pulau-pulau kecil.

Sementara warga di NTT sangat membutuhkan bantuan. Banyak yang kehilangan rumah, hewan dan hasil lahan habis rusak dibawa bencana ini. 

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konser Virtual

Dari solidaritas dan perhatian yang dalam dari diaspora itu maka terbentuklah gagasan untuk menggelar konser kepedulian. Akhirnya konser virtual digelar secara virtual pada Minggu 18 April 2021 WIB dengan dukungan berbagai pihak lintas negara,

Konser ini disiarkan livestreaming HidupTV dengan audience dari benua Amerika sampai Asia. Melalui kerjasama dengan Caritas Indonesia segala kepedulian akan tersalur dengan baik kepada masyarakat NTT secara langsung.

"Musik adalah kasih persaudaraan disaat duka ini dan musik membuat semangatutk NTT kuat kembali," kata Ine.

Konser virtual ini melibatkan partisipasi para suster, romo, bruder, frater, serta diaspora Katolik dan dari berbagai agama. Konser didukung musisi Neotradisi, Ivan Nestorman dan Gazpar Araja.

Acara ini juga didukung Duta Besar RI untuk Tahta Suci Vatikan, Laurentius Amrih Jinangkung, dan Duta Besar RI untuk Meksiko merangkap Guatemala-El Salvador-Belize, Cheppy Triprakoso Wartono, serta Puteri Indonesia Lingkungan & Putri International Indonesia 2020, Putu Ayu Saraswati.

Semua dengan semangat dan harapan ingin menggerakkan hati setiap orang untuk berbagi kasih bagi saudara-saudara yang tertimpa bencana di NTT. Konser yang menggalang kepedulian ini dilakukan dengan dedikasi tinggi semua yang terlibat.

Segala donasi dari konser disalurkan langsung kepada Caritas Indonesia, pemerintah daerah, dan para sukarelawan yang membutuhkan. Pater Fredy Rante dari Caritas Indonesia mengatakan bahwa uluran tangan dari mana saja sangat membantu saudara-saudara di NTT.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.