Sukses

Benahi Pariwisata Sumbar, Cagub Nasrul Abit Janji Pukul Mundur 'Tukang Pakuak'

Calon Gubernur (Cagub) Sumbar Nomor Urut 2, Nasrul Abit berjanji akan membenahi wajah pariwisata Sumbar baik dari segi fasilitas maupun karakter masyarakat hingga pengelola wisata agar tidak bikin kapok wisatawan.

Liputan6.com, Padang - Pematok tarif tinggi alias 'tukang pakuak' masih sering menjadi keluhan wisatawan yang datang atau berkunjung ke Sumatera Barat (Sumbar) untuk liburan.

Calon Gubernur (Cagub) Sumbar Nomor Urut 2, Nasrul Abit berjanji akan membenahi wajah pariwisata Sumbar yang dinilai masih kurang baik, baik dari segi fasilitas maupun karakter masyarakat yang ada di sekitar lokasi wisata itu sendiri.

"Berbicara soal wajah pariwisata di Sumbar, kita harus mengubah pola pikir masyarakat ke arah positif, sehingga tidak terjadi main pakuak terhadap pengunjung objek wisata," ujar Nasrul Abit.

Petahana ini mengaku, selama ini sering mendapat keluhan soal tukang pakuak, dan bukan menjadi persoalan baru dalam pariwisata Sumbar.

Dia katakan, main pakuak terhadap pengunjung objek wisata dapat berupa tarif parkir yang mahal, harga makanan dan minuman yang mahal, serta tiket masuk.

Hal ini biasanya terjadi pada hari-hari besar dan libur panjang pada objek-objek wisata yang dikelola secara swasta.

"Ada yang melapor, belum sempat menikmati objek wisata tetapi sudah dimintai parkir dengan tarif mahal. Cara berpikir seperti ini harus kita benahi. Jika tidak segera diatasi, pariwisata Sumbar bisa dinilai buruk oleh pengunjung," jelas Nasrul Abit.

Saksikan Juga Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Tujuan Wisatawan Lokal dan Mancanegara

Meskipun Sumatera Barat selama ini sudah menjadi daerah tujuan wisata dari provinsi tetangga, tetapi Nasrul Abit ingin menjadikan Sumbar sebagai tujuan utama wisatawan lokal dan asing.

Untuk mewujudkan itu semua, diperlukan kerja sama dari semua pihak. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat dan pengelola objek wisata.

"Salah satunya dengan memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, serta tidak memanfaatkan kesempatan dengan menetapkan tarif terlalu mahal saat pengunjung membludak," ucapnya.

Dia sampaikan, pengelola dan masyarakat harus memikirkan jangka panjang, dengan tidak membuat pengunjung jera datang dan berbelanja di tempatnya saat berkunjung ke lokasi wisata tersebut.

"Jadi kepada warga sekitar, pelaku wisata, maupun pengelola wisata, lokasi wisatanya mau dikunjungi untuk tahun ini saja atau tetap dikunjungi hingga masa mendatang?" imbuhnya.

Dalam mengatasi masalah tersebut, Nasrul mengimbau Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk membentuk tim khusus pengawas pariwisata.

Pengawasan ini akan dilakukan pada semua sektor, mulai dari objek yang dikelola swasta hingga pemerintah, termasuk persoalan parkir.

"Jangan ada lagi tukang pakuak di objek wisata ke depannya," dia memungkasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.