Sukses

Mengadang Serbuan Miras dan Rokok Ilegal Impor Masuk Tanah Air

Barang seperti miras dan rokok, ada yang berasal dari Singapura kemudian disimpan dalam gudang di wilayah Banten. Siapa importirnya?

Liputan6.com, Cilegon - Sebanyak 12.590.968 batang rokok ilegal, 255 bungkus tembakau iris, 152 bungkus tembakau molasses, 1.256 botol miras impor, dan 4.920 miras tradisional dimusnahkan di Pelabuhan Indah Kyat, Kota Cilegon, Banten.

Barang seperti miras dan rokok, ada yang berasal dari Singapura kemudian disimpan dalam gudang di wilayah Banten. Namun, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (Kanwil DJBC) Banten, belum menelusuri siapa importirnya.

"Total nilainya Rp13,8 miliar, kerugian negara Rp8,2 miliar. Memang dari sitaan ini ada barang impor dari Singapura masuk pelabuhan tikus kita dan kita lakukan penindakan. Barang-barang tersebut mereka menyimpannya di gudang-gudang. Yang jadi tersangkanya pemilik gudangnya, karena masuknya dari pantai timur Sumatera," kata Kepala Kanwil DJBC Banten, Mohammad Aflah Farobi, di Pelabuhan Indah Kiyat, Kota Cilegon, Banten, Rabu (04/11/2020).

Barang tanpa cukai dan izin masuk itu dimusnahkan dengan cara dibakar untuk rokok, sedangkan miras dilindas menggunakan alat berat.

Barang impor tanpa izin masuk hingga tanpa cukai dikirim melalui pelabuhan tikus yang ada di Banten. Ada juga pengirimannya menggunakan jasa transportasi umum untuk mengelabui petugas bea cukai hingga kepolisian.

"Dari lima penyelidikan ada tiga tersangka dan rata-rata dari tersangka itu ancaman hukumannya 1,5 tahun penjara. Tetapi yang satu sedang proses penyidikan. Dan untuk itu kita memerlukan kerja sama dengan kejaksaan untuk membuat berkas dibawa ke persidangan," terangnya.

Kapolda Banten, Irjen Pol Fiandar mengklaim sudah memperketat pengawasan pelabuhan tikus di pesisir Banten, untuk mencegah penyelundupan. Satuan Polair Polda Banten juga selalu berpatroli, untuk mempersempit penyelundup mengirimkan barangnya.

"Kita melakukan pencegahannya dengan memberdayakan masyarakat sekitar pantai atau pelabuhan. Kita juga bekerja sama dengan Banbinsa TNI untuk ikut memantau dan melakukan pelaporan terhadap situasi yang mencurigakan. Juga kita melakukan patroli Polair yang diduga menjadi daerah pelabuhan tikus," kata Kapolda Banten, Irjen Pol Fiandar, di tempat yang sama, Rabu (04/11/2020).

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.