Sukses

Perpustakaan di Bumi Daranante, Megah dan Berwarna

Selain megah dengan koleksi bergam, perpustakaan di Sanggau juga menampilkan ornamen ciri khas suku-suku setempat.

Liputan6.com, Sanggau - “Ini tangga untuk difabel. Ini ruangan baca khusus anak-anak. Ada juga ruangan khusus ibu menyusui,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sanggau, Sukri kepada Liputan6.com Jumat (7/8/2020).

Megah. Itu kesan pertama melihat gedung Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Lokasinya berada di Jalan Sutan Syahrir, Kelurahan Beringin, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau.

Ingatan Sukri masih jelas pada proses pembangunan gedung yang memiliki luas tanah 3.330 meter persegi, bangunan 1.600 meter persegi, lantai dasar 800 meter persegi, dan lantai atas 800 meter persegi itu. Gedung baru ini jadi pada 2019, bangunan lama sudah dibongkar.

“Jumlah total buku di Perpus ini 32.804 eksemplar dengan 13.869 judul. Ada digital 516 eksemplar dengan 258 judul. Terdiri dari karya umum, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu peng murni, teknologi, seni/olah raga dan sejarah, serta komputer ada 15 unit,” kata Sukri.

Dana yang digelontarkan pemerintah pusat diperuntukan optimal untuk pembangunan perpustakaan di Kabupaten Sanggau.

“Peran dari Perpusnas sangat mendukung sekali dengan memberikan DAK ke kami untuk pembangunan ini. Rp 11,6 miiar tahun 2019. Ada pengadaan komputer, meja, printer, dan meubelair,” ujar Sukri.

Butuh waktu panjang, kata dia demi menungggu ajuan. Proses ini awalnya tahun 2015. Ajuannya adalah melalui proposal.

“Pada tahun 2019, baru terealsisasi. Kita ikut membahas bersama,” ucap Sukri sembari menambahkan ada keunikan terrsendiri bagunan yang sudah jadi itu. “Lokasi representatif. Ada ornamen beberapa suku di sini, ada dayak, tionghoa, melayu di Kabupaten Sanggau.”

Namun begitu, hingga kini bangunan mewah itu belum diresmikan seiring pandemi corona. Namun sudah banyak warga di sana yang berkunjung ke perpustakaan.“Mereka minjam buku. Tetap ikuti protokol kesehatan. Kita siapkan cuci tangan di depan,” ujar Sukri.

Berbagai langkah sudah dipersiapkan, ada beberapa program khsusus. Kendalanya sejauh ini masih kekurangan SDM.

“Pustakawan, belum ada. Tentu ke depannya ada kelompok khusus minat baca. Sehingga dapat meningkatkan taraf hidup warga,” ujar Sukri.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minat Baca Tinggi

Minat baca di Bumi Daranante juga sangat bagus. Ini terlihat misal saat mobil Pusling (Perspustaan Keliling) sampai ke desa.

“Saat kita datang, ramai di sana di desa pertabasan RI-Malaysia, Entikong, pada baca buku. Kita ada program Timba (titip, pinjam, baca). Jadi, kalau udah selesai, kita ambil. Di sini tingkat pendidikan tamat SD dan SMP,” kata Sukri.

Dia berharap, dengan semangat HUT RI ke-75 ini minat baca masyarakat dapat terus ditingkatkan. Sebab, dengan membaca tentu wawasan luas. “Secara umum, masyarakat di sini (Bumi Daranante) petani kelapa sawit. Selain petani, ada juga profesi lain. Di sini agak unik. Ada pedagang tradisional, tapi, mereka ikuti aturan,” kata Sukri.

Sedangkan untuk program inklusi sosial ini, dapat lebih menjangkau warga lebih luas secara keseluruhan. Sebab, luasnya wilayah, maka dibuat kelompok masyarakat membaca.

“Kita buat semacam lomba. Targetnya dengan adanya lomba, tentu ada nanti lomba tingkat provinsi dan pusat,” ujar Sukri.

 

3 dari 3 halaman

Manfaat Perpustakaan

Perpustakaan merupakan bagian dari kebutuhan manusia dalam memenuhi kehausan akan sumber literasi. Keberadaan perpustakaan seyogyanya dapat mengiringi kemajuan zaman saat ini, dalam hal ini adalah literasi digital berbasis teknologi informasi.

“Apalagi di saat pandemi ini pergi ke perpustakaan adalah hal yang sulit dilakukan, untuk itu mengakses literasi digital adalah suatu pilihan yang tepat,” kata Sadata kepada Liputan6.com yang mengaku pernah berkunjung ke Perpustakaan Bumi Daranante itu.

Dia berharap, keberadaan perpustakaan yang sudah ada dapat lebih banyak menambah koleksi buku-buku. Sebab, itu penting dilakukan demi keberadaan literasi dapat berjalan lancar di sana.

Selain itu, dia juga berharap masyarakat lainnya dapat menikmati bacaan koleksi buku yang ada di perpustakaan tersebut. Karena, dengan begitu, maka pengetahuan dapat bertambah. Tidak hanya itu, dia bilang semakin banyaknya membaca maka menambah luasnya pengetahuan.

“Dulu sebelum pandemi, saya biasa ke sana bawa anak saya,” kata Sadata.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.