Sukses

Karantina di Rumah Keraton Surakarta, Pemudik Bandel Malah Nyaman Tak Mau Pulang

Pemudik bandel yang telah menjalani karantina 14 hari di rumah keraton milik pangeran Surakarta tak mau pulang lantaran sudah merasa nyaman.

Liputan6.com, Solo - Proses karantina pemudik bandel di wilayah Solo masih berlaku. Banyak cerita menarik dialami oleh para pemudik yang dikarantina di Graha Wisata Niaga maupun Ndalem Joyokusuman. Momen haru yang begitu membekas dirasakan oleh mereka. Maklum mereka ini merasa nyaman saat di karantina. Bahkan ada yang merasa berat hati ketika masa karantina sudah selesai dan dibolehkan pulang.

Raut wajah ceria terpancar dari Waridi yang merupakan salah satu penghuni karantina di Ndalem Joyokusuman. Setelah menjalani karantina 14 hari, ia pun telah dinyatakan lulus pada pada hari ini, Jumat, 1 Mei 2020.

Waridi sendiri harus menjalani karantina usai pulang dari Bogor. Setelah turun di Terminal Tirtonadi Solo, ia pun hendak pulang ke rumahnya. Hanya saja warga sekitar merasa khawatir lantaran Waridi pulang dari Bogor yang dianggap sebagai zona merah penyebaran virus corona Covid-19. Setelah di kelurahan setempat, lantas diantar menuju Posko Gugus Tugas Covid-19 di Graha Wisata Niaga.

Setelah melalui pemeriksaan kesehatan, Waridi harus menjalani karantina. Ia pun harus menjalani karantina di Ndalem Joyokusuman yang merupakan satu dari dua tempat karantina yang disiapkan Pemkot Solo. Tempat karantina tersebut bangunannya cukup luas dan berarsitektur Jawa. Menurut cerita, Ndalem Joyokusuman dulunya merupakan bangunan tempat tinggal milik pangeran dari salah satu putra Raja Keraton Kasunanan Surakarta.

Selama menjalani karantina bersama dengan puluhan penghuni lainnya, Waridi merasa nyaman. Bahkan, rekan-rekan sesama penghuni karantina Ndalem Joyokusuman itu sudah dianggapnya sebagai keluarga baru. Tak hanya itu, para petugas dari Posko Gugus Tugas Covid-19 yang setiap hari mengurusi tempat karantina itu juga seperti saudara sendiri.

“Saat saya pamit untuk pulang karena masa karantina sudah selesai, teman-teman bilang agar minta diperpanjang lagi karena di sini lebih nyaman,” kata dia ketika ditemui Liputan6.com sebelum diantar pulang menuju kediamannya pada Jumat, (1/5/2020).

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Merasa Nyaman Saat Karantina

Waridi menuturkan masa-masa menjalani karantina tidak seburuk dengan apa yang dibayangkan sebelumnya. Ia justru merasa nyaman dan terbiasa melakukan aktivitas olahraga saat dikarantina. “Kalau pagi itu olahraga kecil seperti jalan pagi. Selain itu ada pingpong juga di sana, jadi kita bisa main untuk mengisi waktu senggang,” ucapnya.

Lantas untuk pemenuhan kebutuhan makan sehari-hari, Waridi merasa terjamin. Lauk dan sayuran yang disajikan setiap harinya pun bervariasi. Oleh sebab itu, ia bersama dengan para penghuni karantina lainnya merasa betah dan nyaman tinggal di tempat karantina.

“Untuk makan tidak masalah karena turah-turah (banyak tersedia). Makanya saya kalau bisa minta diperpanjang karantinanya,” canda dia.

3 dari 4 halaman

Bikin Grup WhatsApp Karantina

Hal serupa dirasakan penghuni karantina lainnya, Komar mengaku merasa deg-degan saat pertama kali masuk karantina di Graha Wisata Niaga. Pasalnya, saat itu ia belum memiliki bayangan seperti apa nanti saat menjalani karantina salama 14 hari di gedung tersebut. "Awalnya ya bingung nanti mau diapain did ala," akunya.

Namun setelah menjalani proses karantina, ternyata suasananya cukup berbeda dan sangat menyenangkan. Bahkan, hubungan antara penghuni satu dengan lainnya yang menjalani karantina sudah seperti keluarga sendiri. “Sudah kayak saudara semua. Saat akan pulang ke rumah, teman-teman karantina sudah memuat grup WA (WhatsApp) karantina,” ujar dia.

Sementara itu Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo hampir setiap hari mengantar para lulusan karantina untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Setiap harinya, Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu harus mengantar antara 5 hingga 14 lulusan penghuni karantina. Ia rela mengantar pulang ke rumahnya masing-masing agar masyarakat mau menerima salah satu warganya yang telah selesai menjalana karantina.

"Kalau saya antar biar warga di sekitarnya itu percaya dan yang dikarantina merasa ada pendampingan sehingga di masayarakat tidak dikucilkan," katanya.

4 dari 4 halaman

Lulusan Karantina Dijamin Sehat

Selain itu, menurut Rudy, para pemudik yang telah menjalani karantina selama 14 hari itu juga mendapatan pendampingan dari petugas medis. Dengan demikian, para lulusan karantina yang diizinkan pulang sudah dinyatakan sehat dan tidak terpapar viruc corona Covid-19.

"Mereka kan sudah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan selama dikarantina. Jadi setelah karantina selesai ya saya antar pulang karena kalau tidak diantar mereka nanti meri (iri) gitu aja. Mungkin mereka merasa takut kalau nanti tidak diterima masyarakat," ucapnya.

Adanya tempat karantina tersebut berdampak langsung terhadap menurunnya jumlah pemudik yang nekat pulang ke Solo. Apalagi adanya larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah menyebabkan jumlah penghuni karantina semakin menurun.

"Ya selain adanya aturan tersebut, memang para pemudik juga takut karena kalau nekat akan dikarantina," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.