Sukses

Pemkab Magetan Isolasi 10 Anggota Keluarga Pasien Positif Corona yang Meninggal di Solo

Mereka diisolasi di rumah dengan pengawasan ketat dari Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur

Liputan6.com, Magetan - Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mengisolasi anggota keluarga pasien positif corona yang meninggal dunia saat dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah. Kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di Kabupaten Magetan.

"Kebijakan ini ditempuh agar penularan COVID-19 tidak semakin meluas," kata Bupati Magetan, Suprawoto dalam keterangan persnya di Pendapa Surya Graha, Kantor Bupati Magetan, seperti dilansir Antara, Sabtu (14/3/2020).

Suprawoto menjelaskan dari hasil penelusuran Dinas Kesehatan Pemkab Magetan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pemprov Jawa Timur, didapati ada 10 anggota keluarga yang pernah berkontak fisik dengan pasien positif corona tersebut ketika masih dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.

"Korban meninggal ini merupakan warga kelahiran Magetan, namun tinggal di Solo. Dimakamkan di Magetan karena permintaan keluarga," imbuh Suprawoto.

Saat itu pemeriksaan spesimen pasien tersebut belum diketahui lantaran laboratorium baru keluar pada Jumat, 13 Maret 2020 yang menyatakan bahwa korban positif virus corona. Sementara pasien tersebut meninggal dua hari sebelum hasil laboraturium tersebut diketahui.

Saat ini ke-10 anggota keluarga pasien positif corona yang meninggal itu sudah diambil sampel darah dan nasofaring-nya oleh Dinkes Jatim untuk kemudian dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. Untuk sementara, pihak pemerintah menyarankan agar warga tidak mengunjungi keluarga korban dalam waktu dekat.

 

 

Saksikan video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lokasi Isolasi

Ke-10 anggota keluarga yang diisolasi tersebut adalah anak, cucu, menantu, dan empat saudara korban, termasuk juga istri korban yang saat ini sedang dirawat dan diisolasi di RSUD dr Soedono, Kota Madiun. Anggota keluarga lainnya akan diisolasi di rumah korban selama 14 hari ke depan dengan pengawasan ketat tim Dinas Kesehatan Magetan. 

Sampai dengan Jumat, 13 Maret 2020, kondisi kesehatan seluruh anggota keluarga korban masih baik. Kecuali istri korban yang mengeluh sakit demam, batuk, pilek, dan sesak napas hingga dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun .

"Sejauh ini istri korban masih dinyatakan pasien dalam pengawasan (PDP) corona. Hal itu karena hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar. Tapi, sudah ada penanganan," Suprawoto menjelaskan.

Selain 10 anggota keluarga, Dinas Kesehatan Magetan juga mengambil darah empat orang tetangga korban. Keempat warga tersebut juga diduga melakukan kontak dengan korban dan keluarganya.

Menyikapi kasus tersebut, Bupati Suprawoto mengimbau warga Magetan tidak panik. Warga diminta untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Dia juga menyarankan agar warga secepatnya memeriksakan diri saat mengeluhkan sakit demam, batuk, dan pilek sekaligus mengurangi aktivitas di luar rumah untuk sementara waktu. Hal itu sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.