Sukses

Saat Underpass Kulur Kulonprogo Berubah Jadi Kolam Renang

Banjir di jalan bawah tanah Kulur, Kulonprogo, kerap terjadi sejak awal tahun 2020. Akibatnya jalan terputus dan kendaraan tak bisa melintas.

Liputan6.com, Yogyakarta Underpass atau jalan bawah tanah Kulur di Kulonprogo berubah jadi kolam renang. Banjir di jalan bawah tanah itu kerap terjadi sejak awal tahun 2020. Akibatnya jalan terputus dan kendaraan tak bisa melintas.

"Sudah dari awal tahun, kalau saya kerja kan lewat. Tapi memang biasanya tidak hujan pun memang agak banjir sih. Tapi masih bisa dilewati," kata Joko Susilo, seorang warga Temon Senin (27/1/2020).

Joko biasa melewati jalan bawah tanah tersebut untuk menghindari antrean kendaraan sebelum rel kereta api. Kini dirinya harus melintasi rel di sisi timur pasar Cikli, Kulur, untuk bisa melintasi kawasan tersebut.

Berubahnya jalan bawah tanah Kulur menjadi kolam renang kerap dimanfaatkan warga yang ingin bermain air. Sampai-sampai underpass itu dipasang peringatan "Dilarang Mandi dan Melintas". Meski demikian, faktanya tiap sore jalan bawah tanah ini ramai dipakai warga untuk bermain air.

"Banyak yang main dan berenang. Airnya jernih soalnya," kata Joko.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ganti Jalan

Joko Susilo yang hampir tiap hari melintasi jalan tersebut harus menggunakan jalur lain, yang lebih jauh, di sisi timur Pasar Cikli. Meski dirinya mengaku tidak masalah, namun Joko sebagai warga tetap berharap jalan underpass Kulur kembali difungsikan, terlebih bisa kembali bebas banjir.

"Lebih amannya lewat underpass biar kalo mau ke Wates tidak melintasi rel. Rel (sisi timur underpass) agak nanjak juga trus turunnya pas persimpangan, harus hati-hati," katanya.

Underpass yang menghubungkan jalan di tiga kecamatan, yakni Kokap, Pengasih, dan Temon ini tidak lagi bisa dilewati. Kepala Desa Kulur, Adi Nugroho mengatakan warga yang ingin melintas di Underpass Kulur harus melintasi jalur lain. 

"Kendaraan harus lewat di atas rel, lewat sisi timur yang ada perlintasan relnya," katanya. 

Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Perumahan Rakyat Kulon Progo, Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan, Underpass Kulur ini kewenangannya ada Pemda DIY. Ia pun pernah membahas soal Underpass Kulur ini ke Pemda DIY. 

"Belum ada rencana dari Pemda DIY atau propinsi," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Rencana Pemda DIY

Kabid Bina Marga Dinas PUP ESDM DIY Bambang Sugaib mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan soal jalan bawah tanah Kulur. Menurutnya perlu adanya kajian mendalam soal jalan bawah tanah yang dibangun di kawasan cekungan tersebut.

"Sedang disusulkan kajian kawasan Kulur ini. Diharapkan tahun 2020 mulai dan selesai akhir tahun dan bisa merekomendasikan apa yang harus dilakukan," katanya.

Kajian kawasan ini diperlukan karena wilayah itu melibatkan banyak pihak seperti instansi yang menangani sungai, jalan, drainase hingga pakar. Menurutnya Pemda DIY sudah meminimalisasi genangan dengan memasang pompa namun tidak efektif.

"Saat volume air hujan tinggi, kapasitas pompa jadi sangat terbatas jadi kewalahan," katanya.

Kajian dari berbagai sektor ini diharapkan dapat rekomendasi yang bagus terutama soal pemanfaatan air tersebut. Sehingga air tersebut dapat digunakan maksimal oleh masyarakat sekitar.

"Jadi karena lintas sektor ya tunggu hasil rekomendasinya. Kalo selesai satu sektor lalu muncul masalah lain maka muncul lagi masalah nantinya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.