Sukses

Cerita Keabadian Edelweis Gunung Ciremai yang Terancam Pupus Dilalap Api

Bunga edelweis jenis Anaphalis maxima yang menjadi perhatian khusus. Pasalnya, edelweis jenis ini terbilang langka dan hanya ada di Gunung Ciremai.

Liputan6.com, Kuningan - Kebakaran di kawasan Puncak Gunung Ciremai mencapai 308 hektare. Namun, api tidak hanya membakar ilalang dan pohon hutan. Api membakar sejumlah bunga abadi Edelweis yang menjadi ciri khas gunung tertinggi di Jawa Barat itu.

Petugas Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) terus berupaya melakukan penyelamatan terhadap bunga abadi ini. Pengendali ekosistem hutan TNGC Hendri Haryadi mengaku belum mengetahui berapa luas lahan terbakar termasuk ekosistem Edelweis Gunung Ciremai.

"Tim masih melakukan pemadaman jadi belum diketahui berapa hektare yang membakar edelweis. Tapi saya dan rekan-rekan lain akan ke sana mencegah agar tidak terbakar semua," kata Hendri kepada Liputan6.com, Jumat (9/8/2019).

Dia menyebutkan, ada empat jenis edelweis yang hidup di kawasan Puncak Gunung Ciremai, yakni Anaphalis javanica, Anaphalis viscida, Anaphalis longifolia, dan Anaphalis maxima.

Namun, dari keempat jenis edelweis yang tumbuh, Anaphalis maxima yang menjadi perhatian khusus Hendri. Dia mengaku, edelweis tersebut terbilang langka dan populasinya sangat terbatas.

"Anaphalis maxima ini yang unik karena tidak ada di gunung lain hanya ada di Ciremai. Kalau tiga jenis yang lain sebagian besar ada di seluruh gunung di Jawa," kata dia.

Hendri mengatakan, edelweis Gunung Ciremai jenis Anaphalis maxima ada di antara kerumunan tiga jenis edelweis lain. Edelweis Anaphalis maxima ditemukan petugas pada tahun 2015 lalu.

Populasi jenis Anaphalis maxima tidak sebanyak tiga jenis edelweis yang lain di Gunung Ciremai. Oleh karena itu, dia memastikan akan meneliti lebih dalam tentang edelweis langka ini.

"Saya temukan saat 2015 Ciremai terbakar pas saya turun kok ada edelweis yang beda saya amati ternyata edelweis yang sudah diidentifikasi oleh botanis asal Jerman tahun 1800-an lalu," ujar pria yang dijuluki penjaga bunga abadi Gunung Ciremai itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kekhasan Edelweis Gunung Ciremai

Hendri mengatakan, berdasarkan catatan edelweis jenis Anaphalis maxima sudah pernah teridentifikasi penyebarannya di Jawa Barat. Botanis asal Jerman, pada tahun 1800-an mengidentifikasi edelweis tersebut ada di Gunung Gede Pangrango.

Namun, seiring dengan perkembangan, edelweis tersebut justru tumbuh dan mekar di Gunung Ciremai. Rasa penasaran timbul dalam benak Hendri untuk memastikan populasi Anaphalis maxima di Gunung Gede Pangrango.

"Saya coba hubungi kawan di Gede Pangrango ternyata sampai sekarang belum ditemukan. Entah memang belum ketemu atau benar tidak ditemukan," ujar dia.

Hendri menyebutkan, edelweis Anaphalis maxima ini berbeda dengan jenis lain yang sudah ada. Identifikasi sementara, edelweis sebaran jenis maxima terbatas, selain itu ukuran daun lebih besar sampai 18 cm.

Warna bunga relatif mirip dengan jenis edelweis lain yang ada di pegunungan Jawa. Namun, dari segi ukuran, diameter edelweis jenis Anaphalis maxima ini lebih besar.

"Diameter bunga jenis maxima sampai 8 milimeter, sedangkan edelweis yang biasa ditemukan diameternya 3 sampai 5 milimeter," ujar dia.

Hendri mengaku masih harus meneliti lebih dalam tentang edelweis langka ini. Sebab, edelweis jenis ini pernah mati pada bulan Juni lalu. "Menarik untuk diteliti termasuk apa penyebab matinya edelweis Juni lalu padahal jenis yang lain tidak mati," ujar dia.

3 dari 3 halaman

Ancaman Manusia dan Kebakaran

Hendri mengakui, banyak tantangan dan bahaya yang mengancam kelestarian bunga edelweis. Selain tangan manusia, kebakaran hutan dan lahan menjadi ancaman serius.

Oleh karena itu, dia akan melakukan berbagai upaya untuk melokalisasi edelweis di kawasan Puncak Gunung Ciremai. Sejumlah cara dilakukan salah satunya dengan membuat sekat.

"Setidaknya kami mencegah agar tidak terbakar semua," kata dia.

Upaya lain yang dilakukan Hendri dalam melestarikan edelweis khas Gunung Ciremai adalah dengan membudidaya. Dia mengaku akan mencoba mengambil beberapa sampel biji edelweis untuk dikembangkan di luar habitat aslinya.

Hendri menjelaskan, keinginannya untuk membudidaya edelweis di luar habitat lantaran khawatir bunga abadi itu akan punah alias tidak lagi tumbuh.

"Memang secara generatif edelweis itu cepat tumbuh meski terbakar yang penting ada hujan. Tapi untuk tumbuh sempurna butuh waktu 3 tahun. Belum tentu juga yang jenis maxima," kata dia.

Dia mengimbau agar seluruh pendaki yang melintas di seluruh jalur pendakian Gunung Ciremai agar tidak memetik bunga edelweis dan membawanya turun.

"Sudah ada peraturannya juga kok dan edelweis itu tumbuhan yang terancam punah berdasarkan catatan IUCN," sebut Hendri.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.