Sukses

Pemilihan Rektor ITB Dibuka, Calon dari Luar Kampus Boleh Daftar

Institut Teknologi Bandung (ITB) siap melaksanakan pemilihan rektor periode 2020-2025.

Liputan6.com, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) siap melaksanakan pemilihan rektor periode 2020-2025. Pendaftaran calon untuk pemilihan rektor baru ITB ini lantaran masa bakti rektor ITB periode 2015-2020 akan berakhir pada 20 Januari 2020.

Sekretaris Eksekutif Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Benhard Sitohang menuturkan, pada dasarnya setiap warga negara Indonesia berhak ikut serta dalam pemilihan rektor. Namun ada beberapa syarat yang tentunya harus dipenuhi. Mulai dari batasan usia maksimal 60 tahun hingga pendidikan minimal S3.

Akan tetapi, pihak ITB tidak membatasi jumlah pendaftar sehingga siapa saja bisa ikut dalam proses pemilihan rektor tersebut.

"Syarat administratif langsung diperlakukan saat pendaftaran. Foto copy ijazah S3, usia 60 tahun maksimal saat pelantikan," kata Benhard di Bandung, Selasa (6/8/2019).

Dalam statuta ITB sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), proses pemilihan rektor berikutnya sudah harus dimulai paling lambat tiga bulan sebelum akhir masa bakti tersebut dan sudah harus dilantik paling lambat tiga bulan setelah terpilih.

Periode pendaftaran calon rektor ITB ini akan berlangsung satu bulan dan dibuka sejak 5 Agustus 2019 dan berakhir pada 30 Agustus 2019. Setelah calon rektor mengirimkan aplikasi, pihak MWA dan senat akan melakukan penilaian pada 2 September 2019. Selama proses itu, calon rektor akan menjalani pemeriksaan mulai dari kesehatan, psikologis dan lain-lain.

Setelah memasuki masa penjaringan calon rektor, ITB juga akan menggelar debat terbuka.

"Intinya dari jumlah yang mendaftar yang tak terhingga itu akan secara bertahap tereduksi sampai didapatkan satu. Pastinya ada tahapan," kata Benhard.

Dalam persyaratan administratif calon dalam pemilihan rektor ITB 2020-2025, penyelenggara pilrek ITB juga meminta calon rektor menyertakan surat pernyataan diri dalam format bermaterai berisi setia kepada Pancasila dan NKRI.

"Pada waktu kita melakukan pilrek (2015) memang tidak ada butir tersebut. Saat itu tidak secara eksplisit, tapi untuk kali ini dinyatakan eksplisit," ujar Benhard.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

ITB Menjunjung Tinggi Kebhinekaan

Sementara, Ketua MWA ITB Yani Panigoro memastikan ITB sangat menjunjung tinggi kebhinekaan. Bahkan menurut Yani, dalam setiap kesempatan pihaknya selalu mengingatkan mengenai pentingnya menjaga Pancasila dan NKRI.

"Semua pihak di ITB mulai mahasiswa baru, dosen, guru besar pada kesempatan yang sering sekali kita selalu mengemukakan bahwa ITB ini akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila, kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika, NKRI," kata Yani.

Dia mengebutkan, ITB di bawah kepemimpinan Kadarsah Suryadi selalu berupaya menciptakan kondisi kampus yang nyaman. Pihaknya selalu fokus terhadap proses akademik dan bukan yang lain.

"Janji kita jaga nilai luhur selalu kita kumandangkan," katanya.

Yani menambahkan, mahasiswa ITB tidak hanya berasal dari satu wilayah di Indonesia. Tapi berasal dari Sabang sampai Merauke. Hal itu menjadi bukti betapa beragamnya ITB.

"ITB selalu bersatu dan kita mengedepankan nilai atmosfer akademik," ujar Yani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.