Sukses

Cetak Pemain Berkelas Dunia, Gobolabali Bangun Kampung Bola Internasional

Yayasan Gobolabali yang bergerak di bidang pembinaan usia dini atlet sepakbola menggagas kampung bola internasional.

Liputan6.com, Denpasar Yayasan Gobolabali yang bergerak di bidang pembinaan usia dini atlet sepakbola menggagas kampung bola internasional. Ketua Umum Yayasan Gobolabali, I Gusti Putu Agung Nuaba menjelaskan, program kampung bola internasional bertujuan untuk pembinaan fundamental sepakbola bertaraf internasional.

Lokasinya di Desa Kutuh dan Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Di lokasi ikon ini nantinya juga akan dijadikan tempat hitung mundur kick-off pertama event Badung International Football Championship untuk kategori U-13 yang akan diselenggarakan pada 6-13 Juli 2019.

"Dalam program tersebut akan dibangun ikon yaitu sebuah bola raksasa berukuran besar dengan diameter lima meter dan dikelilingi oleh delapan bola berukuran sedang dengan diameter 1,2 meter," jelas Ketua Umum Yayasan Gobolabali, I Gusti Putu Agung Nuaba, Kamis (4/4/2019).

Lokasinya di Taman Bali di kawasan objek wisata Culture Park Gunung Payung di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan. Anggarannya Rp 1 miliar lebih.  

Di lokasi ikon ini nantinya juga akan dijadikan tempat hitung mundur kick-off pertama event Badung International Football Championship untuk kategori U-13 yang akan diselenggarakan pada 6-13 Juli 2019. Rencananya, event ini akan digelar di Stadion Beji Mandala Desa Pecatu dan Lapangan I Ketut Lotri Desa Kutuh.

"Peserta yang hadir ditargetkan 12 tim.  Enam sampai delapan tim dari luar negeri dan sisanya dari Indonesia," papar Agung.

Kerja sama antara Yayasan Gobolabali dengan Desa Kutuh diharapkan menjadi langkah awal yang baik untuk mewujudkan cita-cita melahirkan pemain bintang dunia yang didapat dari gelaran annual event Badung International Football Championship tersebut.

Ini juga untuk menjawab harapan Presiden RI melalui Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbola Nasional, yang beberapa point penting dalam Inpres tersebut adalah membuat kompetisi amatir bertarap lokal, nasional dan internasional dan membuat training center pembinaan sepakbola.

"Kami sudah melaksanakan Inpres tersebut. Bahkan untuk training center bertaraf internasional kami berencana bekerjasama dengan salah satu Klub Sepakbola Eropa yaitu Levante dari Spanyol yang rencananya pada saat peresmian pejabatnya akan turut hadir sekaligus melakukan survei kemungkinan bentuk kerja sama program ini," tambah Agung.

Dengan dibangunnya ikon ini, Agung berharap akan menjadi destinasi wisata baru selain Pantai Pandawa di wilayah Desa Kutuh. "Sehingga ikon ini bisa menunjang identitas annual event kami yang bertajuk 'Badung International Football Championship' yang sudah di-launching tanggal 23 Januari 2019 bersama Bupati Badung," harapnya.

Agung optimistis proyek prestisiusnya itu akan membawa dampak positif bagi Kabupaten Badung, khususnya Desa Adat Kutuh dan Desa Adat Pecatu. Sebab nantinya, dua desa adat itu pula yang akan dilibatkan dalam setiap event nternasional yang digagas Yayasan Gobolabali. Tahun ini saja, Yayasan Gobolabali memiliki empat event internasional dengan lima kategori yang melibatkan 11 negara.

Untuk kategori U-13 nantinya akan diikuti oleh 12 tim yang diselenggarakan pada Bulan Mei. Sementara U-21 sepakbola wanita akan diselengarakan pada Bulan Agustus. “Puncaknya itu Bulan Oktober yakni untuk kategori U-15 tahun yang diikuti 12 tim dari 11 negara,” terang Agung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kembangkan Sport Tourism

12 tim dari 11 negara itu yakni Australia, Korea, Jepang, China, Thailand, Uzbekistan, , Malaysia, Singapura, Vietnam dan Filipina. Satu negara lagi sudah barang tentu Indonesia yang akan mengirimkan dua tim.

“Tim pertama dari Bali dan kedua yakni Timnas Pelajar Gala Siswa 2018. Pertandingan ini cukup bergengsi karena China, Korea dan Jepang mengirim juara di negara mereka kategori U-15,” katanya.

“Terakhir kami juga memiliki event festival kategori usia 10-12 tahun di Bulan November. Dari semua event ini, segala keperluan mulai akomodasi, transportasi sampai kuliner itu disiapkan oleh dua desa ini yakni, Kutuh dan Pecatu. Jadi, kami harapkan para tamu undangan dari 10 negara itu akan bertransaksi di dua desa di Kutuh dan Pecatu,” harapnya.

Di sisi lain, Agung menjelaskan ada paket yang ditawarkan kepada masing-masing negara peserta. Terendah pada kisaran harga Rp50 juta dan tertinggi Rp120 juta per tim. Artinya, akan ada perputaran uang minimal Rp500 juta selama event yang digagas Yayasan Gobolabali itu berlangsung.

Jro Bendesa Adat Kutuh, Made Wena menyambut baik kerja sama yang diinisiasi oleh Yayasan Gobolabali. Menurut Wena, kerja sama itu terjalin berkat kesamaan visi dan misi kedua belah pihak, utamanya dalam hal pengelolaan kawasan di Desa Adat Kutuh.

“Kami tengah mengembangkan sport tourism sebagai sala satu andalan kami di kawasan Culture Park Gunung Payung ini. Gayung bersambut, Yayasan Gobolabali memiliki inisiasi untuk melakukan pengembangan terhadap hal itu. Kami berharap gagasan ini nantinya bisa menjadi branding baru bagi kami, selain memang obyek wisata yang sudah ada di sini,” harap Wena.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.