Sukses

23 Gempa Merusak Selama 2018

Dari 23 kejadian gempa yang merusak tersebut, sebanyak 19 gempa dipicu aktivitas sesar aktif dan hanya empat gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng.

Liputan6.com, Jakarta Ada 23 kali gempa bumi terjadi sepanjang 2018 dan masuk kategori merusak. Angka ini berasar catatan Pusat gempa bumi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menurut Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, dari 23 kejadian gempa itu, ada 19 gempa yang dipicu aktivitas sesar aktif. Hanya empat gempa yang dipicu aktivitas subduksi lempeng.

"Tercatat 23 gempa bumi yang merusak dan menimbulkan korban jiwa selama 2018," kata Daryono di Jakarta.

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada 2017 yang tercatat hanya 19 kali terjadi gempa merusak, sehingga ada peningkatan jumlah aktivitas gempa merusak.

Dari banyak gempa yang merusak, beberapa diantaranya memicu terjadinya tsunami sehingga makan korban jiwa. Namun BMKG tidak merilis jumlah korban. Menurut Daryono korban terbanyak terjadi pada gempa di Lombok, Manggarai dan Palu-Donggala. 

Simak video pilihan berikut di bawah:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Daftar Gempa 2018

Dia merincikan gempa bumi yang merusak tersebut merupakan Gempa Lebak pada 23 Januari 2018 magnitudo 6,1 merusak 1.231 rumah, satu orang meninggal, dan beberapa orang luka-luka. Gempa Geumpang Aceh Barat pada 8 Februari 2018 magnitudo 6,3 merusak 11 rumah dan 1 Masjid. Gempa Sumanep pada 13 Juni 2018 Magnitudo 4,8 merusak 77 rumah dan 6 orang luka-luka.

Gempa Lebak pada 7 Juli 2018 magnitudo 4,4 merusak 28 rumah. Gempa Muara Teweh pada 12 Juli 2018 Magnitudo 4,4 merusak beberapa rumah. Gempa Kepulauan Mentawai pada 20 Juli 2018 magnitudo 5,2 merusak 12 rumah.

Gempa Padang Panjang pada 21 Juli 2018 magnitudo 5,3 merusak 12 rumah. Gempa Lombok pada 29 Juli 2018 Magnitudo 6,4 merusak rumah dan menyebabkan orang meninggal dunia.

Gempa Lombok pada 5 Agustus 2018 magnitudo 7,0 merusak rumah dan menyebabkan orang meninggal dunia. Gempa Lombok pada 9 Agustus 2018 magnitudo 5,8 merusak rumah dan menyebabkan orang meninggal.

Gempa Manggarai pada 17 Agustus 2018 magnitudo 6,2 merusak 151 rumah dan beberapa orang luka-luka. Gempa Lombok pada 19 Agustus 2018 magnitudo 6,2 merusak rumah rusak dan menyebabkan orang meninggal. Gempa Lombok magnitudo 6,9 19 Agustus 2018 merusak dan menyebabkan orang meninggal. Total korban meninggal gempa Lombok mencapai lebih dari 555 orang dan ribuan rumah rusak.

Gempa Donggala dan Palu pada 28 September 2018 magnitudo 6,0 menyebabkan rumah rusak dan orang meninggal dunia. Gempa Donggala-Palu 28 September 2018 magnitudo 7,5 menyebabkan rumah rusak dan orang meninggal dunia. Total dampak gempa Donggala dan Palu, beserta ikutannya yaitu tsunami dan likuifaksi mencapai lebih dari 2.000 orang meninggal, lebih dari 1.000 orang hilang dan merusak ribuan rumah.

Gempa Sumba Timur pada 1 Oktober 2018 dengan magnitudo 6,0 merusak banyak rumah dan beberapa orang luka. Gempa Sumba timur pada 2 Oktober 2018 magnitudo 6,3 merusak banyak rumah.

Gempa Sumenep pada 10 Oktober 2018 magnitudo 6,4 merusak puluhan rumah dan 3 orang meninggal. Gempa Mamasa pada 3 November 2018 magnitudo 4,7 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan.

Lalu Gempa Mamasa 3 November 2018 magnitudo 4,6 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan. Gempa Mamasa 8 November 2018 magnitudo 5,1 menyebabkan beberapa rumah rusak ringan.

Gempa Sangihe-Talaud 6 November 2018 magnitudo 5,3 merusak beberapa rumah. Gempa Manokwari Selatan 28 Desember 2018 magnitudo 6,0 merusak beberapa rumah.

3 dari 3 halaman

Peringatan Tsunami 2018

Selain itu, BMKG juga telah mengeluarkan dua kali peringatan dini tsunami selama 2018 yaitu saat terjadi gempa Lombok 5 Agustus 2018 dengan magnitudo magnitudo 7,0 dengan status ancaman Waspada dengan ketinggian tsunami kurang dari 50 cm.

Lalu peringatan dini tsunami saat terjadi Gempa Donggala-Palu pada 28 Sep 2018 dengan magnitudo magnitudo 7,5 dengan status ancaman Siaga dengan tinggi ancaman tsunami 0,5 hingga 3 meter.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.