Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Kenang Eks Vokalis Seventeen Akan Sosok Andi Sang Drummer

Top 3 berita hari ini, eks vokalis Seventeen, Doni menceritakan keinginan Andi untuk membentuk sebuah band keluarga.

Yogyakarta - Dalam Top 3 berita hari ini, eks vokalis band Seventeen menilai sosok Windu Andi Darmawan sang drummer telah meninggal dalam keadaan jihad di medan perang.

Menurut Doni, jihad di sini diartikan tengah mencari nafkah untuk keluarga sebelum dia digulung gelombang tsunami Selat Sunda.

Doni juga menceritakan keinginan adik sepupunya itu untuk membentuk sebuah band keluarga. 

Sementara itu, erupsi Anak Gunung Krakatau diduga menjadi pemicu terjadinya tsunami di sepanjang pesisir Selat Sunda. Kondisi ini terbilang langka karena jarang terjadi.

Selain itu, belum adanya sensor tektonik maupun non-tektonik di laut di sekitar Anak Gunung Krakatau membuat kondisi semakin mengkhawatirkan. 

Ancaman kedua adanya megathrust Selat Sunda. Jika itu terjadi, kekuatannya diperkirakan bisa lima hingga 10 kali lebih besar dibanding tsunami, Sabtu malam, 22 Desember lalu.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Andi Sang Drummer dalam Kenangan Mantan Vokalis Seventeen

Cerita eks vokalis Seventeen mengenang Andi sang drummer. (Liputan6.com/Yanuar H)

Drummer Seventeen Windu Andi Darmawan atau akrab disapa Andi menjadi korban tsunami Selat Sunda. Jenazahnya dimakamkan di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Glagahsari, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

Doni, eks vokalis Seventeen ikut mengantarkan rekan sekaligus saudaranya itu ke peristirahatan terakhir.

Dia menilai jika Andi meninggal dalam keadaan jihad di medan perang karena mencari nafkah untuk keluarga saat tsunami Selat Sunda terjadi.

Selengkapnya...

2. Selain Anak Gunung Krakatau, Megathrust Juga Jadi Ancaman Tsunami Selat Sunda

Banner Infografis Tsunami Senyap di Selat Sunda. (Liputan6.com/Abdillah)

Erupsi Anak Gunung Krakatau menambah daftar potensi ancaman tsunami di kawasan Selat Sunda. Terlebih kawasan tersebut juga rawan terdampak gempa megathrust yang berpotensi menyebabkan tsunami yang lebih besar.

Widjo Kongko, perekayasa di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan, potensi terjadinya gempa yang menimbulkan tsunami di sekitar Selat Sunda sudah jelas. Pertama yakni dari aktivitas erupsi Anak Gunung Krakatau, yang belum lama ini terjadi.

Ancaman dari Anak Krakatau ini menurutnya merupakan fenomena yang langka. Karena sangat jarang terjadi, dan baru diketahui sekali ini di Indonesia.

Selengkapnya... 

3. Suara Dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Pertanda Apa?

Aktivitas Gunung Anak Krakatau dari udara yang terus mengalami erupsi, Minggu (23/12). Dari ketinggian Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi dengan mengeluarkan kolom abu tebal. (Liputan6.com/Pool/Susi Air)

Menurut Deny Mardiono, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau saat ini dari pengamatan periode 27 Desember 2018, pukul 06.00 sampai dengan 12.00 WIB, disimpulkan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), Kamis (27/12/2018).

Karena itu, direkomendasikan masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah, dilansir Antara.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang memiliki ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl), dengan data diambil dari Stasiun Sertung di dekat Gunung Anak Krakatau, secara visual gunung berkabut 0-III.

Selengkapnya...

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.