Sukses

Minuman Tradisional Beralkohol Khas Indonesia

Umumnya minuman semacam ini disajikan sebagai pelengkap ritual adat, pesta-pesta, atau hanya sekadar untuk menghangatkan badan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara di berbagai belahan dunia punya minuman khas beralkohol yang memiliki keunikan rasa tersendiri. Sebut saja sake asal Jepang maupun soju khas Korea Selatan. Usut punya usut, Indonesia ternyata juga punya minuman alkohol tradisional serupa.

Minuman-minuman unik pun tersebar di berbagai daerah. Masing-masing daerah setidaknya punya alkohol minuman tradisional yang dihasilkan dari beragam fermentasi buah-buahan atau tumbuhan.

Terlepas dari kontroversi alkohol, sejumlah suku di Tanah Air terbukti memiliki tradisi panjang dalam mengembangkan minuman dengan kandungan zat memabukkan. Umumnya minuman semacam ini disajikan sebagai pelengkap ritual adat, pesta-pesta, atau hanya sekedar untuk menghangatkan badan. Apa saja minuman itu?

Sopi

Sopi merupakan minuman tradisional asal Maluku dan Flores. Bahan utamanya adalah enau atau aren, yang disuling dan dibiarkan berfermentasi dalam sebuah batang bambu. Secara keseluruhan, proses ini bakal memakan waktu kurang lebih 10 hari.

Sopi pada umumnya memiliki rasa manis, tetapi kadang ada juga yang senang menambahkan bahan lain seperti rempah dan akar-akaran. Minuman yang namanya diambil dari kata Belanda, zoopje (minuman kecil) ini konon sudah menjadi salah satu favorit warga setempat sejak zaman penjajahan bangsa asing.

Sopi bagi masyarakat setempat layaknya sebuah simbol kebersamaan. Biasanya sopi disajikan dalam momen-momen khusus, ritual, atau upacara adat. Dalam kultur mereka, sopi dianggap minuman yang prestisius.

Swansrai

Jika kebetulan berkunjung ke Papua dan mendapatkan suguhan minuman Swansrai, maka kamu boleh berbangga hati. Sebab minuman ini konon hanya disajikan warga setempat untuk menghormati tamu yang dianggap penting. Penyajiannya pun unik karena menggunakan wadah dari tempurung kelapa.

Minuman yang dihasilkan dari fermentasi air pohon kelapa yang sudah tua. Layaknya tuak dan arak, swansrai memiliki kadar alkohol lumayan tinggi, yakni berkisar 20-30 persen.

Ballo 

Tana Toraja memiliki beragam kekayaan budaya menarik untuk diselami. Salah satunya adalah minuman tradisional bernama Ballo. Minuman ini sering disajikan masyarakat Toraja ketika sedang mengadakan pertemuan atau menggelar ritual keagamaan.

Ballo sendiri dibuat dari getah pohon lontar dan termasuk salah satu minuman khas Sulawesi Selatan yang unik karena sering disajikan dalam gelas bambu. Jenisnya ada dua, varian pertama memiliki rasa manis dan ringan dengan kandungan alkohol sekitar 10 persen, sementara varian kedua lebih keras dan asam.

Cap Tikus 

Minuman ini merupakan minuman tradisional orang Minahasa. Cap Tikus mengandung alkohol, sama seperti swansrai, tapi lebih tinggi, yakni lebih dari 40 persen.

Memang, kadar alkohol tersebut tergantung dengan teknik penyulingannya. Makin sering disuling dengan baik, kadar alkoholnya makin tinggi. Cap Tikus dibuat dari air nira atau saguer. Mirip seperti sopi yang ada di Flores.

Lapen 

Lapen adalah minuman dari Yogyakarta. Lapen sedikit keras lantaran dibuat dari cairan alkohol murni yang kadarnya mencapai 80 persen.

Cairan itu dicampur dengan air biasa dengan komposisi 1:4 atau 1:5. Baru setelahnya, lapen dicampur dengan cairan perasa buah-buahan. Di beberapa tempat, lapen dijual ilegal karena termasuk minuman keras.

Tuak

Meski bisa memabukkan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, tuak termasuk minuman ringan karena kandungan alkohol di dalamnya hanya sekitar delapan persen. Maka tak heran jika banyak penduduk di berbagai sudut Indonesia meneguk minuman ini setiap hari untuk menjaga suhu badan.

Tuak adalah minuman tradisional yang cukup populer. Dibuat dengan bahan dasar gula aren, sejumlah varian bisa ditemui dengan mudah di berbagai wilayah di Indonesia. Tuak di Sumatra Utara misalnya, dicampur dengan buah-buahan kering. Sementara masyarakat Lombok justru senang mengombinasikannya dengan akar-akaran dan rempah.

Arak Bali

Kalau tuak memiliki kadar alkohol tak lebih dari belasan persen, arak Bali disinyalir punya kadar lebih tinggi, yakni mencapai 30-50 persen. Dalam takaran yang tak pas, arak bakal memabukkan. Namun, fungsi utama arak bukan untuk membuat orang mabuk.

Minuman ini dipakai untuk keperluan upacara adat dengan ritual tertentu. Sama seperti daerah lain, tujuannya untuk keakraban. Arak dibuat dari fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan. Umumnya, arak diminum dengan campuran, seperti jus atau sirup supaya rasanya lebih nikmat.

Laporan Devi Yunita Parede

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.