Sukses

Hikayat Hadasari, Emak-Emak yang Merasa Jadi Nabi ke-26

Namanya Hadasari. Ia selalu membawa catatan tulisan tangan dan menyampaikan bahwa ia adalah Nabi ke-26.

Liputan6.com, Makassar - Matahari sedang terik-teriknya siang itu, Senin, 7 Agustus 2017. Kantuk para pegawai Kelurahan Biring Romang, di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, seketika hilang. Bagaimana tidak, mereka didatangi oleh emak-emak yang mengaku sebagai nabi ke-26.

Emak-emak paruh baya itu berpakaian sangat tertutup. Wajahnya juga dibalut kain polos berwarna ungu, sehingga tampak ia seperti menggunakan cadar. Dia membawa tas salempang berwarna hitam. Isinya beberapa buah buku dan kertas.

Belakangan emak-emak itu diketahui bernama Hadasari. Kepada salah seorang staf Kelurahan Biring Romang bernama Muhammad Ilyas, Hadasari mengaku hendak mengurus KTP.  Ilyas pun meminta Hadasari untuk mengambil surat pengantar dari ketua RT dan RW tempat ia tinggal.

"Pertama datang dia katanya mau urus KTP, jadi kita minta dia untuk ambil pengantar di RT dan RW-nya. Setelah kami jelaskan syaratnya, ibu itu malah ngotot minta bertemu Pak Lurah," kata Ilyas, kepada Liputan6.com, Selasa 8 Agustus 2017.

Ternyata niat Hadasari untuk membuat KTP itu hanyalah dalih agar ia bisa bertemu dengan Lurah Biring Romang, Rahmat. Hadasari bahkan bersikeras agar Rahmat segera menemuinya. Karena sangat ngotot, salah seorang staf kemudian memanggil Lurah Biring Romang di ruangannya.

"Setelah bertemu dengan Pak Rahmat, dia tiba-tiba mengaku bahwa dirinya adalah nabi ke-26," kata Ilyas.

Sambil mengeluarkan buku dan kertas dari dalam tas salempang hitamnya, Hadasari melafalkan ucapan-ucapan yang mirip dengan hadis dan ayat Alquran. Tetapi Ilyas memastikan bahwa yang dibacakan oleh Hadasari itu bukanlah ayat Alquran ataupun hadis.

"Yang dia ucapkan mirip sekali bacaan ayat, tapi bukan. Dia juga keluarkan buku dan kertas, katanya sih itu kitabnya," jeals Ilyas.

Kitab-kitab yang ditunjukkan Hadasari itu tampak meyakinkan. Di dalamnya ada pesan-pesan keselamatan dan beberapa foto saat Hadasari sedang berceramah dan mendeklarasikan dirinya adalah Nabi ke-26.

"Beberapa tulisan itu tidak jelas maksudnya apa, yang jelas itu adalah tulisan tangan yang difotokopi," ujar Ilyas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hebohkan UIN

Muslimin, salah seorang ketua RT di Kelurahan Biring Romang, sempat meminta Hadasari untuk melafalkan dua kalimat syahadat. Seisi kantor kelurahan terperangah karena Hadasari mengubah kalimat yang berisikan kesaksian tentang Tuhan dan Nabi Muhammad itu.

"Saya tidak ingat persis, tapi ada bagian kalimat yang diubah," ucap Muslimin saat ditemui terpisah.

Salah seorang pegawai Kelurahan Biring Romang ternyata sempat mengabadikan kedatangan Hadasari di kantornya, Ia pun mengunggah foto dan video Hadasari yang mengaku sebagai Nabi itu di akun Facebook miliknya. Hanya dalam hitungan jam, unggahan itu langsung ramai jadi perbincangan warganet.

Setelah ditelusuri, ternyata beberapa tahun silam Hadasari juga pernah membuat heboh seisi kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Dengan penampilan serupa, Hadasari mendatangi Kampus II Universitas itu lalu mendeklarasikan dirinya adalah nabi.

Di hadapan mahasiswa yang sedang nongkrong bersama temannya, Hadasari langsung memberikan ceramah dan mengaku sebagai nabi yang telah ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan pesan kebaikan menjaga bumi dan isinya yang saat ini dinilainya sudah berantakan oleh perbuatan manusia sendiri.

"Iya, kalau tidak salah dia sempat ke kampus UIN. Tiba-tiba datang dan mengaku sebagai Nabi," kata Nurmi, salah seorang mahasiswa UIN Alauddin Makassar, Rabu, 9 Agustus 2017.

Oleh mahasiswa dan mahasiswi yang mendengar ceramah Hadasari, apa yang diucapkan oleh ibu paruh baya itu dianggap hanya gurauan belaka. Bahkan, Hadasari dianggap sebagai orang yang mengalami gangguan jiwa.

"Kala itu Hadasari menghebohkan kampus karena pernyataannya kayak orang sakit jiwa. Dia berusaha meyakinkan orang dengan mengaku sebagai nabi yang bernama Nabi Hadasari," ucapnya.

 

Simak video pilihan berikut:

 

3 dari 4 halaman

Tuan Tanah

Dari keterangan yang tertera di kitab milik Hadasari dan dikuatkan oleh keterangan warga, awal mula Hadasari mengaku sebagai Nabi itu ternyata sejak Selasa, 26 Februari 2013. Hari itu menjadi hari pertama Hadasari menyebarkan dan mendeklarasikan bahwa dirinya adalah nabi.

"Dia mendatangi rumah warga yang ada di sekitar rumahnya. Dia juga masuk ke kampus-kampus, maupun sekolah,” kata Umar Prawijaya, warga yang tinggal di sekitar rumah Hadasari.

Trik Hadasari mendeklarasikan diri sebagai Nabi itu tidak jauh beda dengan cara dia saat menemui Lurah Biring Romang beberapa waktu lalu. Hadasari mengeluarkan kitab dan foto sambil melafalkan ayat-ayat yang sering ia baca sebelumnya.

Tak ada satu pun warga yang mau memercayai Hadasari sebagai Nabi. Hadasari pun tak memaksa, apalagi marah karena tak ada yang bersedia jadi pengikutnya. "Orang-orang kebanyakan tidak percaya. Makanya sampai sekarang tidak ada pengikutnya," katanya.

Usut punya usut, Hadasari ternyata mengalami gangguan jiwa. Itulah yang membuat dia merasa menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad. Menurut keterangan kakak kandung Hadasari, Daeng Tarra, penyebab adiknya itu mengalami gangguan jiwa karena kalah dalam sengketa tanah.

Hadasari dulunya dikenal sebagai tuan tanah di sekitar tempat ia tinggal. Tanah itu berasal dari warisan mertuanya kepada suaminya. Tak hanya dikenal sebagai seorang tuan tanah, Hadasari juga dikenal sebagai orang yang mapan dan berada.

"Dia itu tanahnya luas. Dia gila setelah kalah dalam sengketa tanah yang di belakang rumahnya," kata Daeng Tarra, Selasa, 8 Agustus 2017. 

Suatu siang, Hadasari mempersilakan reporter Liputan6.com untuk masuk ke dalam rumahnya dengan ramah. Rumah Hadasari terlihat berantakan dan berdebu. Pakaian, bantal, dan plastik bekas kemasan makanan terlihat berhamburan di ruang tamunya. Ada beberapa ekor kucing di rumah itu. Halaman rumah bertingkat itu seperti tak terurus, daun kering dari beberapa pohon yang berada di depan rumah Hadasari terlihat bertumpuk.

Secara kasat mata, fisik Hadasari terlihat terawat seperti orang pada umumnya. Namun tiap menjawab pertanyaan ia ngelantur. Lebih sering ceramah dan melantunkan ayat-ayat yang terdengar mirip Alquran sambil menegaskan bahwa dirinya adalah nabi. 

"Saya nabi, lahir dari Adam dan Hawa. Saya juga keturunan Raja Gowa," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Harapan Sang Suami

Apa yang dilakukan Hadasari akhirnya dianggap sebagai hal yang meresahkan masyarakat. Oleh pihak keluarga dan kepolisian setempat, Hadasari kemudian dibawa ke Rumah Sakit Khusus Dadi Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif.

Suami Hadasari, Daeng Dudding Samado, pasrah saat istrinya tercinta dibawa ke RSK Dadi oleh polisi. Dudding sedih.

"Saya dan keluarga besar terus berdoa dan pasrah semoga ibu cepat sembuh," kata Dudding.

Dudding dan anak tunggalnya lalu memilih tinggal di rumah keluarganya yang tak jauh dari kantor kelurahan setempat.

"Sejak itu, saya pisah ranjang. Namun tiap hari, saya bawakan makanan untuk dia sekaligus memeriksanya. Istri saya tinggal sendirian di rumah karena kalau ada orang dia usir semua," kata Dudding.

Dudding kaget saat mendengar istrinya berulah di kantor kelurahan. Saat itu ia sedang bekerja sebagai kuli bangunan. Dudding pun buru-buru pulang dan memeriksa apakah benar istrinya berulah.

"Ternyata benar. Dia keluar diam-diam dan memanggil bentor (becak motor) untuk diantarkan ke kantor kelurahan dengan alasan ingin mengurus KTP. Di sana, ia malah berulah," kata Dudding.

Dengan kejadian ini, ia berharap, berita tentang istrinya yang mengaku sebagai Nabi ke-26 tidak lagi dibesar-besarkan. Apalagi sampai dibawa ke ranah hukum. Hal itu diakuinya cukup membuat malu keluarga besarnya.

Ia juga berharap Pemerintah Kota Makassar bisa membantu sepenuhnya proses pengobatan istrinya.

"Saya dan keluarga sangat mengharapkan bantuan pemerintah untuk kesembuhan istri saya," Duding berharap.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.