Sukses

Isu Tsunami di Gorontalo Bikin Anak-Anak Takut ke Sekolah

Isu tsunami di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo membuat anak-anak takut ke sekolah.

Liputan6.com, Gorontalo Isu tsunami di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo membuat anak-anak takut ke sekolah. Hal ini setidaknya diungkapkan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Anggrek, Ariyati Demanto, di Gorontalo, Jumat (5/10/2018). 

"Rata-rata anak memilih tidak sekolah padahal hari ini agenda pendidikan tidak libur," kata Ariyati Demanto, seperti dikutip Antara.

Ia juga mengatakan, di sekolah itu sekitar 40 persen siswanya dari total 195 siswa memilih tidak masuk sekolah.

Rata-rata mereka beralasan karena takut bencana tsunami besar yang akan melanda wilayah itu.

Memang pada Kamis (4/10), kata Ariyati, beberapa anak menyampaikan langsung permohonan izin tidak akan ke sekolah karena takut tsunami.

"Isu ini bahkan merebak menjadi kekhawatiran bagi warga Anggrek sejak beberapa hari lalu, mengingat wilayah ini tepat di pesisir pantai," ujarnya.

Ia mengaku telah memberi informasi kepada peserta didik agar tidak menanggapi isu bohong itu.

Namun, kekhawatiran para orang tua tidak bisa dihindari.

Ia berharap, agar pemerintah menertibkan para penyebar isu tsunami yang tidak bertanggungjawab karena sangat merugikan kegiatan belajar mengajar, sebab aktivitas sekolah tidak libur.

"Kami sudah membaca informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang bohongnya informasi itu, namun terlanjur banyak siswa yang tidak masuk sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 4 Anggrek juga mengalami hal yang sama.

Banyak siswa yang tidak masuk sekolah padahal hari ini kegiatan belajar tidak diliburkan.

"Akibat isu tsunami membuat warga memilih tidak kemana-mana menyebabkan anak mereka pun takut disekolahkan," ujar Asna.

Di wilayah Kecamatan Anggrek dan Monano, aktivitas perekonomian nampak sepi. Banyak usaha, seperi toko dan warung makanan, memilih tutup.

Rasdah, warga Desa Dudepo Kecamatan Anggrek, mengatakan, banyak pelaku usaha ketakutan dengan isu tsunami dan memilih bersiap-siap mengungsi jika ada tanda-tanda bencana.

"Sulit mencari warung makan yang buka sejak pagi tadi, sebab pemiliknya takut ancaman tsunami," ujarnya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Mudah Termakan Isu

Sebelumnya BMKG telah mengimbau masyarakat untuk tidak termakan dengan isu-isu tidak bertanggungjawab, terkait dengan prediksi bencana gempa maupun tsunami.

"Masyarakat wajib memperhatikan informasi resmi dari BMKG, serta dimohon untuk tetap tenang dan waspada," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas II Gorontalo, Bahtiar.

Pihaknya mengeluarkan surat imbauan Nomor: KP 015/149/GTO/X/2018, menyusul maraknya informasi yang dipelintir mengenai prediksi gempa dan tsunami di Gorontalo.

Ia menerangkan gempa bumi pada tanggal 28 September 2018 yang terjadi pukul 18.02 Wita, berpusat di 26 kilometer Utara Donggala, Sulawesi Tengah.

Setelah peristiwa tersebut, isu-isu kedatangan tsunami lanjutan merebak di kalangan masyarakat sehingga menimbulkan keresahan dan kepanikan.

"Maka Stasiun Geofisika Gorontalo menegaskan bahwa gempa bumi dapat terjadi setiap saat, namun belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan gempa akan terjadi atau bahkan sampai menentukan waktu kejadian," jelasnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.