Sukses

Perjuangan Penjual Kerupuk Tua Luluhkan Hati Kapolres Garut

Entin, 80 tahun, nenek tua penjual kerupuk asal Garut ini, tampak tak sungkan menawarkan kerupuk, barang dagangannya kepada Kapolres Garut.

Liputan6.com, Garut - Konsentrasi Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, langsung buyar selepas menyampaikan keterangan resmi kasus di hadapan media Selasa, 21 Agustus 2018, pagi. Ia seakan 'terpanggil' melihat perjuangan seorang nenek tua menawarkan kerupuk terasi, barang dagangan utamanya yang dibawa dalam karung.

"Aden bade meser kurupukna, jajanan atuh emak (Aden mau beli kerupuknya, mohon beli jualan Emak), ujar Entin Fatimah (80) yang merupakan warga asal Kampung Babadakan, Karang Pawitan, Garut ini, menawarkan barang dagangannya kepada Kapolres Garut, di halaman Mapolres.

Entah dari mana asal kemunculan nenek tua renta itu, mampu menerobos halaman utama Mapolres hingga mampu menarik perhatian orang nomor satu di Polres Garut ini. "Abdi ti Wates (saya dari wates)," ujar dia menjawab pertanyaan Kapolres ihwal asal penjual kerupuk ini.

Sejak pertama kali kedatangannya, Entin memang sudah mengundang perhatian anggota polisi yang sedang berjaga, bahkan sebelum rilis perkara dengan media dilakukan, ia sempat dilarang mendekat.

Namun, berkat ketulusan dan kepolosannya, ia kemudian berhasil meloloskan diri dan memilih tempat duduk di pojok kiri tangga pintu masuk gedung utama Mapolres Garut.

"Aden jajanan atuh emak (Raden, mohon beli barang jualan emak)," ujar dia kembali menawari sambil sesekali menyapa wartawan yang hadir dalam jumpa pers itu.

Sejurus kemudian, selepas rilis dengan wartawan selesai, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna yang melihat perjuangan si emak Entin langsung menghampiri. "Naon ieu? (barang apa ini)," tanya dia yang dijawab, "Kerupuk, Aden," jawab Entin kepada Kapolres.

Dalam obrolan hangat penuh canda itu, Entin mengaku barang dagangan kerupuk terasi itu merupakan titipan orang. Ia berangkat pagi hari menggunakan kendaraan ojek, untuk selanjutnya dianter ke tempat tujuan yang ia rencanakan.

"Emak ini sudah 80 tahun, jadi tidak banyak-banyak bawa kerupuknya berat," kata dia dengan polos.

Perjuangan Entin memang patut diacungi jempol, menggendong satu karung besar berisi kerupuk. Ia masih mampu membawa tas keranjang untuk membawa barang dagangan makanan ringan di tangannya.

Ia tak lelah melangkahkan kaki dari satu titik lokasi ke titik mangkal lainnya, hanya untuk mencari uang untuk sesuap nasi menafkahi keluarga. "Ah yang penting bisa beli beras, kebetulan ada si abah (suaminya) usianya sudah 100 tahun," kata dia.

Akhirnya, setelah menghitung seluruh barang dagangan milik Mak Entin, ia pun memborongnya. Menurut Kapolres Budi, aksi borong dagangan yang dilakukannya bukan pamer. Dia melakukan hal itu secara spontanitas tanpa direkayasa.

"Silahkan yang mau ambil kerupuknya," ujar dia menawari wartawan yang hadir.

Budi mengaku iba saat melihat perjuangan yang dilakukan nenek tua itu untuk mencari nafkah menghidupi keluarganya. Ia tidak mengharapkan pemberian orang lain, tetapi berusaha melalui dagang keliling.

"Saya lihat prihatin saja, wajar lah polisi berbagi dengan mereka," ujarnya.

Menurutnya, aksi 'solo' jualan kerupuk terasi yang dilakukan Entin sungguh mulia. Meskipun sudah lanjut usia, tetapi perjuangannya patut diacungi jempol dalam mencari nafkah. "Bagus tuh, meskipun sudah tua tapi tidak punya mental minta-minta," kata dia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hadiah Daging Kurban

Bukan hanya memborong barang jualan Entin, Budi berjanji akan memberi jatah daging hewan kurban yang dilakukan Mapolres Garut. "Kebetulan tadi minta karcis, saya kaget kirain minta karcis apa, ternyata karcis hewan kurban," papar dia.

Ia pun siap memberikan kemudahan bagi Entin, asalkan datang saat pembagian daging hewan kurban yang dilakukam esok hari. "Nenek datang saja, enggak usah pakai karcis, nanti saya sediakan khusus (daging kurban)," kata dia.

Untuk membeli seluruh barang dagangan milik Entin, tampak Budi mengeluarkan beberapa lembar uang Rp 100 ribu. Angka itu untuk membeli 20 bungkus kerupuk dengan harga satuan Rp 5 ribu, satu toples sosis ukuran kecil dan barang dagangan lainnya yang berada dalam tas keranjang.

"Ada kerupuk, sosis, makanan ringan lain, sayang lah kita beli, sudah tua begitu membawa barang dagangan tidak seimbang," kata dia.

Bahkan, pada akhir pembicaraan, Budi sengaja meminta Entin agar datang kembali esok hari untuk mengambil jatah daging kurban yang disediakan lembaganya.

"Mak, kade ulah hilap enjing kadieu deui, nyandak daging kurban (Emak, jangan lupa besok datang lagi kemari untuk mengambil hewan kurban)," pinta dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.