Sukses

Aroma Busuk Tumpukan Sampah Ganggu Aktivitas Belajar Siswa SD di Palembang

Para siswa SDN 43 Palembang tidak bisa fokus belajar karena aroma busuk tumpukan sampah dari Pasar Kentut Palembang yang menyengat.

Liputan6.com, Palembang - Aktivitas belajar para siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 43 Palembang, Sumatera Selatan, yang seharusnya khusyuk, terganggu oleh aroma busuk tumpukan sampah yang berada di dekat sekolah. Kawasan sekolah yang berada di Lorong Terusan Jaya, Kelurahan 14 Ilir, Palembang ini turut meresahkan warga sekitar.

Banyaknya tumpukan sampah itu diduga akibat tidak pernah diangkut oleh petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang. Ketidakpedulian instansi terkait ini, membuat para guru dan siswa SDN 43 Palembang bersama warga sekitar, menggelar aksi protes yang ditujukan ke Pelaksana harian (Plh) Wali Kota Palembang, Harobin Mastofa.

Menurut Kepala SDN 43 Palembang, Marlina, mereka sudah melaporkan ke pihak DLHK Palembang, namun tidak ada tanggapan positif. Apalagi, setiap hari, tumpukan sampah terus bertambah dan aroma busuk semakin menyengat.

"Keluhan kami sudah disampaikan ke kelurahan, kecamatan, DLHK Palembang, bahkan tembusan sampai ke Wali Kota Palembang, tapi tidak ada respons. Kami sudah tidak tahan dengan aromanya, mengganggu aktivitas belajar," ucapnya kepada Liputan6.com, Senin, 30 Juli 2018.

Padahal, surat pengaduan tersebut sudah dikirim pada April lalu. Namun, belum ada satu orang petugas pun, baik dari kelurahan, kecamatan maupun DLHK Palembang yang mengurusi permasalahan ini.

Mereka semakin kecewa saat pihak DLHK Palembang yang datang, malah tidak bisa bertindak banyak, karena takut dengan preman pasar di kawasan tersebut.

"Pihak DLHK Palembang bilang kalau sampah ini bukan tanggung jawab mereka. Kami malah disuruh untuk menyiapkan tempat dan memindahkan sampah itu sendiri," ujarnya.

Mala, warga sekitar juga mengeluhkan hal serupa. Aroma menyengat dari sampah tersebut sangat mengganggu. Terlebih, banyak sampah sisa kotoran ikan dari Pasar Kentut di Kelurahan 14 Ilir, Palembang.

"Sampah ini diangkut kadang sampai tiga hari sekali, bahkan lebih. Kasihan anak-anak yang mau belajar, terganggu dengan aroma bau ini," ujarnya.

Permasalahan tumpukan sampah dialami juga oleh warga Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan 26 Ilir, Palembang. Tumpukan sampah yang dibiarkan saja, membuat para warga sekitar merasa tidak nyaman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kendala Angkut Sampah

Eci (27), warga RT 12, Kelurahan 26 Ilir menuturkan, petugas kebersihan tidak setiap hari mengangkut sampah yang terus bertumpuk. Bahkan pernah satu minggu sekali, sampah tersebut baru dibereskan.

"Sangat jarang sampah diangkut, kami merasa terganggu. Apalagi, petugasnya terkesan tidak mau bekerja, tumpukan sampah itu dibiarkan saja," ungkapnya.

Adapun Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang, Faizal AR mengatakan, sampah di sekitar SDN 43 Palembang adalah tanggung jawab pengelola pasar. Pengelola pun sudah mendapatkan uang kebersihan dari pedagang di Pasar Kentut.

"Kita sudah memanggil kepala pasar terkait masalah ini, apalagi mereka sudah dibayar untuk kebersihan. Kami juga pernah berusaha mengangkut, tapi diusir oleh pengelola pasar. Mereka bilang mau mengerjakannya sendiri," ungkapnya.

Dia menyayangkan warga terus menyalahkan pihaknya walaupun sudah berusaha keras untuk membersihkan kawasan tersebut.

Mereka pun segera meminta petugasnya melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bersama petugas pengawas, untuk segera mengangkut sampah tersebut.

Pun demikian Plh Wali Kota Palembang, Harobin Mustofa. Ia memastikan bahwa petugas kebersihan terus bekerja keras dimulai dari waktu subuh.

"Kita akan kerahkan petugas, kalau bisa dua kali sehari. Sekarang kita cuma punya 105 unit kendaraan pengangkut sampah. Harusnya 250 unit untuk menampung semua sampah di Palembang," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.