Sukses

Keren, Material Pembawa Obat Antikanker Ini Buatan Mahasiswa

Dengan teknologi plasma secara sederhana melalui metode arc-discharge, material yang bersifat magnetik ini berhasil disintesis hanya dari paku besi.

Solo - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dari FMIPA UNS sukses membuat material cerdas pembawa obat antikanker. Adalah Indah Retnosari dan kedua kawannya Ikrima dan Amalia telah dipresentasikan dalam seminar nasional bergengsi di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tanggal 12 Mei 2018 dan menyabet predikat sebagai presenter dan artikel terbaik.

Tiga mahasiswa berprestasi itu dibimbing Dr. Teguh Endah Saraswati, salah satu pakar plasma di Indonesia. Mereka berhasil mengembangkan material cerdas yang diklaim akan bermanfaat bagi para penderita kanker.

Menurut Indah, dengan teknologi plasma secara sederhana melalui metode arc-discharge, material yang bersifat magnetik ini berhasil disintesis hanya dari paku besi. Paku itu dimodifikasi dengan karbon dan biomakromolekul dekstran yang aman untuk tubuh manusia.

“Selanjutnya material hasil sintesis terbukti mampu membawa dan melepaskan kurkumin berasal dari kunyit yang secara ilmiah telah banyak dikenal dan dibuktikan sebagai obat antikanker,” kata Indah kepada Joglosemarnews.com, Kamis 12 Juli 2018.

Material itu lalu dilabeli "Super AnCur"yang bermakna material superparamagnetik antikanker pembawa curcumin. Material ini juga telah dioptimasi di laboratorium dan siap untuk diuji secara klinis secara in-vitro dan in-vivo.

"Akhir Juli 2018 ini kami akan mempresentasikan hasil penelitian kami di Internasional Forum Materials Research Society of Indonesia di Denpasar, Bali," kata Indah yang dipercaya sebagai ketua tim.

Pembimbing tim ini, Dr. Teguh, menjelaskan bahwa material ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Sifat superparamagnetiknya dapat diaplikasikan tidak hanya sebagai pembawa obat tetapi juga untuk penggunaan lain seperti agen pengontras, material antibakteri, antijamur, dan hipertermia.

"Penelitian mahasiswa berprestasi ini bisa menjadi pintu bagi pengembangan material ini diharapkan mendapat perhatian dan dukungan dari kementrian kesehatan dan industri terkait menuju hilirisasi produk penelitian sesuai yang dicanangkan oleh Kemenristekdikti," kata Teguh.

Ikuti berita menarik lainnya dari Joglosemarnews.com di tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.