Sukses

Sosialisasi Waspada Gunung Merapi Lewat Buka Puasa Bersama

Sosialisasi waspada Gunung Merapi disampaikan Kepala BPBD Magelang di pusat kegiatan Komunitas Lima Gunung.

Liputan6.com, Magelang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyampaikan sosialisasi tentang status Waspada (Level II) atas aktivitas Gunung Merapi dilakukan melalui buka puasa bersama yang diselenggarakan Komunitas Lima Gunung kabupaten setempat.

Sosialisasi disampaikan Kepala BPBD Magelang, Edy Susanto di panggung terbuka Studio Mendut, pusat kegiatan seni, budaya, dan sosial kemasyarakatan Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, Menoreh), Minggu sore, 2 Juni 2018. Acara ini antara lain dihadiri budayawan Magelang Sutanto Mendut dan para pegiat komunitas tersebut.

Pada kesempatan itu, Edy menyampaikan perkembangan aktivitas Gunung Merapi yang ditandai dengan beberapa kali letusan akhir-akhir ini, berdasarkan data dan informasi dari Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta yang diterima BPBD setempat.

Berbagai perangkat dipasang di kawasan puncak Merapi dan pos-pos pengamatan Gunung Merapi untuk memantau perkembangan aktivitas gunung berapi itu selama 24 jam.

Selain itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya masyarakat di berbagai desa di sekitar Gunung Merapi untuk tetap tenang dan beraktivitas sehari-hari seperti biasanya. Namun, meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan bencana gunung berapi tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

19 Desa Terancam Bencana

Ia menyebutkan, 19 desa di kawasan Gunung Merapi yang terancam bencana. Kendati demikian, pemerintah kabupaten setempat telah memfasilitasi penerapan konsep "desa bersaudara" guna menangani kemungkinan terjadi kondisi bencana.

BPBD pun membuat skema sister village atau desa bersaudara. "Sebanyak 19 desa terancam Merapi, masing-masing sudah punya pasangan desa bersaudara, sudah ada data tentang jumlah angkutan di desa untuk membawa ke pengungsian," jelas dia.

Ia mengemukakan tentang pengalaman penanganan pengungsian warga Merapi saat menghadapi fase letusan dahsyat pada 2010.

"Kita banyak belajar dari letusan 2010 Merapi, dulu masyarakat diungsikan, sekarang masyarakat melakukan pengungsian mandiri, pemerintah lalu memberikan pelayanan dan fasilitasi kebutuhan logistik mereka," ucap dia, dilansir Antara.

Ia juga mencontohan tentang pengungsian malam hari oleh ratusan warga Dusun Babadan 2 Desa Krinjing, Kecamatan Dukun ke Desa Paten saat terjadi letusan ketiga Gunung Merapi sepanjang Jumat, 1 Juni 2018, sejak pagi hingga malam hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.