Sukses

Petani di Purwokerto Tertabrak Kereta Api Usai Pamit Jual Singkong

Demi menjual singkong, petani di Purwokerto harus melintasi rel kereta api di pagi buta.

Liputan6.com, Purwokerto - Seorang petani dilaporkan tewas akibat tertabrak kereta api di antara Stasiun Karanggandul dan Stasiun Karangsari, masuk wilayah Desa Babakan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Saat dikonfirmasi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu, Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Ixfan Hendriwintoko membenarkan laporan kejadian itu.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, peristiwa itu diperkirakan terjadi tadi pagi, sekitar pukul 05.15 WIB, di KM 342+8/9, petak Karanggandul-Karangsari, masuk wilayah Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas," katanya, dilansir Antara, Sabtu (21/4/2018).

Ia mengatakan korban diketahui bernama Sukirno (49), warga Grumbul Pengempon RT 02 RW 10, Desa Babakan. Sebelum kejadian, korban berpamitan kepada istrinya, Rowiyah (45), pada pukul 05.00 WIB, karena akan menawarkan singkong ke Kampung Pejaten yang berada di seberang jalur rel kereta api.

Akan tetapi sekitar pukul 06.00 WIB, sejumlah pelajar yang sedang berangkat ke sekolah, melihat sesosok jasad tergeletak di tepi jalur rel kereta api.

Setelah mengetahui bahwa jasad itu adalah Sukirno, mereka segera menginformasikannya kepada keluarga dan perangkat desa setempat yang diteruskan ke petugas PT KAI Daop 5 Purwokerto.

"Petugas pengamanan PT KAI Daop 5 bersama Polsek Karanglewas segera mendatangi lokasi kejadian untuk mengevakuasi jenazah korban. Kejadian tersebut selanjutnya ditangani Polsek Karanglewas," kata Ixfan.

Terkait dengan kereta api yang menabrak korban, dia mengatakan pihaknya belum bisa memastikannya. Tapi bila mengacu pada kronologi kejadian yang disampaikan istri korban, kata dia, Sukirno diduga tertabrak KA 223 Kamandaka relasi Purwokerto-Semarangtawang yang diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto pada pukul 05.00 WIB.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.