Sukses

Komunitas Sopir Taksi Online Palembang Minta Kepastian Jaminan Keselamatan

Banyak kasus pembunuhan yang menimpa para ojek dan sopir taksi online di Palembang.

Liputan6.com, Palembang - Dua kasus pembunuhan sadis yang dialami sopir taksi online di Palembang, membuat para pengendara aplikasi transportasi online merasa terancam.

Terlebih para pelaku tidak hanya merampas kendaraan, namun juga mengancam keselamatan jiwa mereka.

Waldani, Sekretaris Jendral (Sekjen) Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel mengatakan, ancaman keselamatan sopir taksi online sudah sangat tinggi.

Terlebih sudah dua kasus pembunuhan yang menimpa sopir taksi online di Palembang, sangat meresahkan mereka.

Mereka pun sudah menemui Kementrian Perhubungan (Kemenhub) dan mendatangi kantor salah satu operator transportasi online untuk meminta solusi dari jaminan keamanan ojek dan sopir taksi online.

“Kita minta segera disediakan tombol Panic Bottom. Pihak Kemenhub juga masih menunggu revisi Peraturan Menteri (PM) 108 Tahun 2017 dan koordinasi dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo),” katanya kepada Liputan6.com, Jumat (13/4/2018).

Komunitas ini juga meminta aplikasi transportasi online bisa melampirkan Kartu Tanda Pengenal (KTP) pengguna jasa ini. Agar bisa membantu melacak keberadaan tersangka aksi begal secara mudah dan tidak disalahgunakan.

ADO Sumsel juga menghimbau kepada para pengguna aplikasi transportasi online, agar tidak meminjamkan akunnya untuk orang asing saat pemesanan.

Beberapa bulan lalu, ada calon pelaku begal yang memesan taksi online menggunakan akun orang lain yang dikenalnya di terminal bus. Melihat lokasi pengantaran mencurigakan, sopir taksi online itu langsung membatalkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Modus Orderan Pelaku

Akun pemesan tersebut akhirnya ditelepon dan mengaku bahwa ada orang asing yang meminjam aplikasinya untuk pemesanan tersebut.

Untuk mencegah terjadinya aksi begal, baik ojek maupun sopir taksi online Palembang, ADO Sumsel juga mengharapkan para pengemudi bergabung dengan komunitas.

“Jika gabung, mereka bisa melaporkan orderan aneh dan kita bisa mengiringnya sampai lokasi pengantaran. Kasus pembunuhan sadis sopir taksi online kemarin, karena korban tidak tergabung dengan komunitas kita,” ujarnya.

Menurut Ketua Komunitas Driver Online Family (DOF) Palembang ini, yang paling rawan pada malam hari, terutama di kawasan perbatasan Palembang dengan kabupaten lain.

"Lokasi begal itu dimana saja. Saat ini yang paling banyak terjadi adalah kasus begal ojek, baik tindak kekerasan, ancaman pembunuhan hingga perampasan sepeda motor," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.