Sukses

Belasan Ogoh-Ogoh Unjuk Gigi di Malioboro

Belasan ogoh-ogoh memenuhi Jalan Malioboro. Mereka unjuk gigi menjelang dimusnahkan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Belasan ogoh-ogoh berkeliaran di sepanjang Jalan Malioboro, Sabtu (10/3/2018) sore. Mereka menjadi bagian dari pawai budaya menyambut Tahun Baru Saka 1940.

Satu pekan sebelum dimusnahkan, lambang energi jahat itu diarak dari Gedung DPRD DIY sampai ke Titik Nol Yogyakarta. Ogoh-ogoh menjadi hiburan para pejalan kaki yang rela berdesakan mengabadikan gambar dengan ponsel masing-masing.

"Perbedaannya dengan tahun lalu adalah pada tahun ini yang bergerak para pemuda yang berkomitmen untuk mewujudkan kerukunan," ujar I Nyoman Santyawan, koordinator acara pawai budaya.

Sekalipun menjadi bagian dari perayaan Nyepi, perhelatan bertema Dengan Pawai Budaya Kita Mantapkan Kerukunan dan Persaudaraan Sejati ini juga diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang.

Sekitar 1.000 orang mengikuti kirab yang terdiri dari 25 kelompok. Mereka berasal dari mahasiswa Hindu Dharma, lintas agama, Pemuda Gunungkidul, Dinas Kebudayaan Sleman, dan Dinas Pariwisata Bantul.

Rencananya, setelah diarak, ogoh-ogoh akan dikembalikan ke pura. Satu hari sebelum Nyepi, pada 16 Maret 2017, ogoh-ogoh kembali diarak di sekitar pura lalu dibakar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengkritisi Kondisi Bali

Salah satu ogoh-ogoh yang diarak bertema Nyapuleger. Tema itu diusung oleh sekelompok mahasiswa dari Universitas Respati Yogyakarta.

Di Bali, nyapuleger terjadi setiap enam bulan sekali di Wuku Wayang. Artinya, orang yang lahir di nyapuleger memiliki keistimewaan.

"Tema keistimewaan diambil untuk mengkritisi kondisi Bali saat ini," ujar Gde Praja, salah satu peserta.

Ia menilai keistimewaan Bali kian terusik dengan sampah yang menumpuk. Ia ingin Bali kembali bersih dan nyaman.

Terlebih, di Bali mengenal konsep keharmonisan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan. Ogoh-ogoh tidak selalu dibakar, tetapi apabila dibakar pun tidak masalah karena ada kaitannya dengan memusnahkan energi tidak baik.

 

3 dari 3 halaman

Menarik Wisatawan

Jean, salah satu wisatawan asal Perancis, ikut menonton pawai ogoh-ogoh di Malioboro. Ia mengaku baru pertama kali melihat ogoh-ogoh. Saat di Bali, ia belum pernah melihat ogoh-ogoh yang diarak karena ia tidak datang menjelang Nyepi.

"Senang sekaligus takut juga melihat wujud ogoh-ogoh yang menyeramkan," tuturnya.

Mirta (20), salah satu pejalan kaki di Malioboro justru mengatakan tidak sengaja melihat pawai ogoh-ogoh. Ia hanya berencana jalan-jalan dengan temannya saat akhir pekan.

"Tiba-tiba jalan Malioboro ditutup, ya sudah sekalian saja lihat, mumpung belum pernah melihat juga," ucapnya.

Meskipun demikian, ia menyayangkan, pawai hanya berlangsung sebentar, tidak lebih dari 30 menit. Menurut Mirta, jika atraksi dibuat beragam pasti lebih menarik perhatian wisatawan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.