Sukses

Ketika Relawan Pusing Hadapi 2 WNA yang Nekat Naik Gunung Agung

Dua warga negara Australia, Ricky dan Jack, nekat naik ke puncak Gunung Agung secara diam-diam.

Karangasem - Meski sudah ada pemasangan portal besi untuk mencegah wisatawan naik Gunung Agung, lagi-lagi ada warga negara asing (WNA) nekat naik ke puncak Gunung Agung secara diam-diam.

Kali ini, pelakunya dua warga Australia. Dua warga Aussie itu naik pada Kamis, 4 Januari 2018, sekitar pukul 03.00 Wita. Ini terlihat dari relawan Pasebaya dari lampu senter yang digunakan kedua pendaki tersebut.

Mereka adalah Ricky Tonacia (34) dan Jack Dennard (26). Ulah mereka ini menambah daftar wisatawan asing yang melabrak larangan mendaki ke puncak gunung tertinggi di Bali itu selama erupsi.

JawaPos.com menulis, Jumat, 5 Januari 2018, aksi nekat dua turis asing yang menginap di Hotel Raya Canggu, Badung, ini berawal dari kerja sama dengan guide freelance atau pemandu lepas untuk mengelabui petugas, termasuk relawan Jagabaya.

Guide dan sopir mengantar kedua tamu tersebut dengan menurunkan di bawah Pura Pasar Agung, tepat di portal yang dipasang di Dusun Sogra. Dua guide freelance yang mengantarnya adalah I Gusti Putu Ngurah Bagus Pradnyana (24) dan rekannya, I Gusti Gede Putu Merta (51).

Dari portal tersebut, kedua bule ini naik melalui jalur Pura Pasar Agung Selat. Sementara, kedua pemandu yang mengantar langsung pergi menjauh. Guide ini sudah berjanji akan menjemput tamunya tersebut jika sudah selesai mendaki.

Begitu mendapat laporan, relawan Pasebaya Jagabaya Lingkar Gunung Agung dipimpin Gde Pawana langsung menuju Pura Pasar Agung, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita.

Tak lama kemudian datang mobil APV Silver DK 1681 OS yang dikemudikan Gusti Putu Ngurah Bagus Pradnyana bersama ayahnya, Gusti Gede Putu Merta.

Relawan Pasebaya langsung menginterogasi kepada kedua guide tersebut yang hendak menjemput tamunya. Keduanya juga sempat diajak ke Mapolsek Selat untuk dimintai keterangan. Tim relawan bersama aparat Polsek Selat juga dari Koramil Selat langsung naik ke Pura Pasar Agung.

Sekitar pukul 10.25 Wita, kedua WNA Australia berbadan atletis tersebut turun dengan wajah lusuh. Awalnya kedua turis tersebut didekati relawan Pasebaya Duda Utara, Nyoman Eka Semaputra, bersama dengan Made Renga.

Saat itu, Eka langsung bertanya dan berupaya mengabadikan keduanya dengan memotret pakai telepon seluler atau ponsel. Namun, kedua turis asing itu malah marah dan tidak terima. Mereka sempat merebut kamera yang dipegang Eka. Terjadi tarik-menarik antara Eka dan salah satu dari turis tersebut.

Mereka juga menantang relawan penjaga Gunung Agung itu untuk berkelahi. Untung saja para relawan masih berusaha sabar, sehingga perkelahian tak terjadi.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan 2 Turis Australia Nekat Mendaki

Relawan Pasebaya Jagabaya Lingkar Gunung Agung dipimpin Gde Pawana langsung menjemput dua pendaki asal Australia, Ricky Tonacia (34) dan Jack Dennard (26) yang nekat mendaki saat Gunung Agung erupsi.

Mereka dijemput relawan dengan naik sepeda motor. Hanya saja, mereka menolak naik motor dan berjalan kaki. Baru setelah berjalan cukup jauh, mereka mau dibonceng relawan Pasebaya kemudian mengajaknya ke Polsek Selat.

Di sana sudah menunggu mobil jemputan mereka dan dua guide freelance yang mengantar. Dari interogasi yang dilakukan, diketahui petugas bahwa keduanya naik sekitar pukul 01.00 Wita, Kamis, 4 Januari 2018.

Keduanya mengaku berani mendaki karena guide yang mengantarnya mengatakan bahwa Gunung Agung aman. Sang turis asing juga mengatakan tidak ada pemberitahuan bahwa Gunung Agung tidak boleh didaki dan sedang erupsi.

"Sangat disayangkan, mereka nekat mendaki karena guide mengatakan aman. Mestinya mereka jujur mengatakan bahwa Gunung Agung tidak aman didaki karena berada pada status Awas," ujar Pawana didampingi Sekretaris Pasebaya, I Wayan Suara Arsana, kepada JawaPos.com.

Keduanya juga dipastikan naik sampai puncak dan sempat mengabadikan kondisi kawah Gunung Agung. Hanya saja, petugas gagal meminta hasil rekaman dua turis asing tersebut.

Keduanya sempat menolak menyerahkan hasil rekamannya. Namun, setelah melalui berbagai upaya akhirnya rekaman tersebut diamankan pihak Pasebaya. Sang turis tersebut sempat beralasan, video yang dia ambil bersifat privacy.

"Saya sempat emosi karena sempat merebut ponsel saya yang sedang mengambil foto mereka," kata Eka Semaraputra.

3 dari 3 halaman

Radius Aman Diturunkan, Gunung Agung Tetap Berstatus Awas

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menurunkan batas radius aman Gunung Agung menjadi 6 kilometer.

Pengurangan batas radius aman ini diberlakukan meski Gunung yang terletak di Karangasem, Bali, itu masih berstatus Awas. Sebelumnya, batas aman Gunung Agung sekitar 8-10 kilometer.

"Perluasan secara sektoral 10 km menjadi 6 km dari puncak. Status Awas masih dipertahankan, mengingat saat ini Gunung Agung masih dalam fase erupsi dan berdampak pada pemukiman," tulis PVMBG dalam rilisnya yang dikeluarkan di Jakarta, Kamis, 4 Januari 2018.

Namun, PVMBG mengingatkan kondisi Gunung Agung masih labil. Oleh karena itu, PVMBG mengimbau agar masyarakat tetap siap siaga.

"Sehingga apabila terjadi perubahan yang cepat dapat diantisipasi dengan cepat," ucap dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.