Sukses

Buaya Sungai Mempawah Jadi Sering Mampir Rumah Warga, Kenapa?

Selama ini buaya-buaya di Sungai Mempawah, Kalimantan Barat, tak pernah naik ke rumah.

Mempawah - Dari sejumlah literatur, buaya memang harus berjemur untuk mengatur suhu badannya agar tetap stabil dan bisa beradaptasi dengan temperatur sekitarnya. Namun, kadang-kadang tempat sang buaya berjemur bisa bikin jantungan. Di halaman belakang rumah, misalnya.

Seperti yang dialami Sedek, seorang warga Jalan Boyan, Desa Sejegi, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Pada Jumat siang, 22 Desember 2017, rumah pria 64 tahun itu dinaiki reptil amfibi tersebut. Kediaman Sedek memang bersinggungan langsung dengan aliran Sungai Mempawah.

"Awalnya saya tak mengetahui, karena waktu ia naik (ke belakang rumah--red.) pada waktu salat Jumat," ucap dia, kepada Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group), Minggu, 24 Desember 2017.

Sedek menyebut panjang buaya itu sekitar tiga meter. Ketika ditemukan, telah menaiki selasar teras belakang rumahnya. Bahkan, hampir masuk dapurnya.

"Selama ini buaya-buaya di sungai tak pernah naik rumah, mungkin ini karena air pasang laut, makanya buaya tersebut naik ke atas," tutur dia.

Ia menyatakan sering melihat buaya-buaya di aliran sungai tersebut. Namun, tidak pernah menghampiri rumah warga yang berada di tepi sungai.

"Di sini tak jauh dari lubuk buaya, nama tempat, daerah habitatnya," kata Sedek.

Atas peristiwa tersebut, ia khawatir buaya-buaya akan kembali mendatangi rumah warga. Di seputaran tepi sungai itu banyak anak-anak yang hilir mudik bermain.

"Rata-rata kita warga mandi ke sungai, sekarang kita tidak berani mandi di sungai dengan berenang, tapi menggunakan gayung saja," jelasnya.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Buaya Jarang Naik ke Rumah

Warga lainnya, Hajani, yang mendengar timbulnya buaya, langsung mendatangi rumah Sedek. Bersama sejumlah penduduk setempat. Ia mengiyakan bahwa buaya-buaya sangat jarang menaiki rumah warga. Hanya sesekali, kata dia, bermain di kolong rumah warga yang berada di pinggiran sungai.

"Kita khawatir buaya tersebut masuk ke rumah, karena kalau air pasang, di rumah bisa masuk air bahkan pernah sampai 50 cm alias selutut orang dewasa," ujar pria 37 tahun itu.

Ia menambahkan, buaya di lingkungan tersebut sering memangsa ternak warga, seperti bebek yang kerap dilepas di dekat sungai.

"Di daerah sini, mereka sering muncul. Yang tadi itu hampir tiga meter, perutnya gemuk, dan itu mungkin induknya," kata Hajani.

Dihubungi terpisah, seorang pawang buaya Mempawah, Pendi, menyebutkan setiap air pasang laut, memang buaya kerap berkeliaran. Keluar dari habitatnya.

"Bulan Desember sekarang kalau air kembang laut memang buaya keluar dari sarangnya, itu sudah biasa kalau musim ini," ujarnya.

Namun, biasanya, buaya tidak akan memangsa warga. "Mereka hanya keluar karena air pasang saja," imbuh Pendi.

Saat disinggung mengenai terganggunya habitat buaya, ia membantah. Sebab, habitat buaya yang ada di Mempawah masih terjaga dengan asri.

"Kalau mau melihat buaya sering muncul, coba silakan main-main ke Kampung Tengah, di sana sering buaya bermain," katanya.

3 dari 3 halaman

Beli Rumah Dapat Bonus Buaya Kelaparan

Sebelumnya, Tajudin, warga Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, terkejut bukan kepalang mendapati seekor buaya kelaparan di kolam halaman belakang rumah yang baru dibelinya. Sang pembeli rumah itu kemudian memberi tahu perihal keberadaan buaya kepada warga sekitar.

Beberapa warga yang sebelumnya tak mengetahui ada buaya itu langsung menjadikannya tontonan, meski melihatnya secara hati-hati. Sebab, reptil amfibi tersebut diduga kelaparan.

Beberapa warga juga memberi buaya kelaparan itu makan supaya tenang. Tak lama kemudian, seorang warga mengunggah keberadaan buaya ini ke Facebook, sehingga menjadi perbincangan warganet.

"Akhirnya sampai informasinya ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan petugas ke rumah itu untuk mengevakuasi supaya tak membahayakan pemilik rumah baru," ucap Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriarti, kepada Liputan6.com, Kamis, 28 Desember 2017.

Evakuasi buaya kelaparan itu akhirnya sukses. Beruntung, buaya itu tak mengamuk hingga akhirnya dibawa ke Kebun Binatang Kasang Kulim di Kabupaten Kampar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.