Sukses

Ritual Unik Perayaan Maulid Nabi di Majene

Biasanya, ada kejadian alam ekstrem usai ritual Maulid Nabi di Salabose, Majene.

Kabarmakassar.com, Majene - Ada yang berbeda dari peringatan Maulid Nabi di Salabose, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Selain unik, ritual maulid yang sudah berlangsung ratusan tahun lalu itu berkelindan dengan kejadian alam.

Ritual turun-temurun ini biasanya beriringan dengan fenomena alam. Apabila ritual Maulid Nabi ini dilakukan di daerah atau sebelum perayaan ini dilaksanakan di Desa Salabose, niscaya kejadian alam ekstrem akan mengikuti.

Seorang warga yang bermukim di Majene, Rosihan Abidin, mengisahkan pengalamannya soal kejadian aneh terkait ritual Maulid Nabi tersebut.

"Kejadian ini tiga tahun lalu, ketika saya mengikuti perayaan maulid ini. Tiba-tiba cuaca menjadi gelap dan turun hujan yang sangat keras disertai angin yang kencang. Sebelumnya, tidak pernah ada kejadian seperti ini," ucap penari sanggar Teater Ammana Pattolawali (AMPAT) ini.

Tradisi yang dimulai sejak pagi hari itu di mulai dengan Mappatamma Mangaji (khatam Quran). Kemudian diarak keliling wilayah setempat menggunakan kuda yang mampu menari mengikuti iringan musik tabuhan rebana atau disebut dengan “Sayyang Pattu’du”.

Pencucian benda pusaka oleh tokoh adat setempat bersama Bupati dan Wakil Bupati Majene. Dalam perayaan Maulid Nabi ini juga dilakukan pencucian benda pusaka oleh tokoh penting setempat.

Penulis: Andi Lasinrang

Baca berita menarik lain kabarmakassar.com di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sisi Unik Ritual Maulid

Puncak dari acara peringatan maulid berlangsung saat warga berebut berkah dari gunungan sebagai simbol perayaan maulid. Warga mengaku rela berdesakan dan berebut sesaji gunungan makanan karena meyakini dapat mendatangkan berkah berupa rezeki yang melimpah.

Sisi unik lainnya dari acara ini adalah bebasnya warga yang hadir pada perayaan maulid di Salabose ini untuk memasuki rumah warga yang ada di sekitar acara demi menikmati sajian yang telah disiapkan. Harapannya, semakin banyak yang tamu yang datang, semakin banyak rezeki yang datang juga.

Selain memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat juga menghormati seorang tokoh yang diyakini sebagai penyebar agama Islam di Tanah Mandar, yaitu Syekh Abdul Mannan. Daerah Salabose memiliki catatan sejarah istimewa karena menjadi kawasan pusat penyebaran ajaran Islam pertama di Tanah Mandar beberapa abad tahun silam.

Pemerintah Kabupaten Majene mengapresiasi kegiataan keagamaan yang kental dengan khas budaya ini. Ritual ini menjadi ikon wisata religi dan budaya di Kota Majene.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.