Sukses

Isu Jadi Ibu Kota, Berapa Harga Tanah di Palangkaraya?

Ada sepetak tanah di Palangkaraya Rp 50 juta tujuh tahun lalu, setelah ada isu bakal jadi ibu kota jadi naik 13 kali lipat.

Liputan6.com, Palangka Raya - Isu pemindahan ibu kota pemerintahan keluar Jakarta yang sepekan ini kembali gencar ternyata berdampak terhadap harga jual tanah di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), daerah yang disebut jadi salah satu kandidat ibukota.

Baik di pusat maupun di pinggir kota, kenaikan harga tanah terjadi. Untuk itu, warga sengaja menahan diri untuk tidak terburu-buru menjual tanah.

Pantauan Liputan6.com pada Kamis (6/7/2017) di beberapa lokasi, harga tanah per meternya bahkan sudah naik 100 persen. Misalnya di Jalan Temanggung Tilung yang berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota, saat ini harga tanah mencapai Rp 600 ribu per meter persegi.

Padahal, daerah ini baru saja berkembang sekitar enam tahun lalu. Saat itu, harganya sekitar Rp 200 ribu per meter persegi.

Joel, warga Temanggung Tilung, mengungkapkan sekitar sebulan lalu saudaranya hendak menjual tanah satu kapling dengan menawarkan harga Rp 750 juta. Padahal, awal membeli tanah itu cuma sekitar Rp 50 juta pada sekitar tujuh tahun lalu. Ukuran satu kapling menurut warga setempat adalah 25x40 meter persegi.

Setelah negosiasi, adiknya sepakat menjual tanah tersebut seharga Rp 600 juta. Tak lama, tetangga sebelah rumahnya juga menjual tanah satu kapling dengan harga Rp 650 juta.

"Ini artinya harga tanah di tempat kami sudah mencapai sekitar Rp 600 ribu per meter," ujarnya.

Tinggi harga tanah akibat isu pembedahan ibu kota pemerintahan ini juga berlaku bagi tanah yang lokasinya di pinggir kota. Di Jalan Cilik Riwut Km 7, saat ini harga tanah sudah mencapai Rp 300-400 ribu per meter, sedangkan sekitar 6-7 tahun lalu harganya sekitar Rp 100 ribu per meter.

Muliansah, warga Jalan Perahu Palangkaraya mengaku, mendapatkan keuntungan besar saat ia menjual tanahnya yang berlokasi di Jalan Cilik Riwut Km 7.

"Tanah saya sebulan lalu dibeli orang yang ngakunya dari Jakarta Rp 400 juta, padahal saya beli lima tahun lalu Rp 100 juta saja," ujarnya.

Ia mengakui saat ini, sangat banyak orang mencari tanah terutama di lokasi strategis, seperti Jalan Cilik Riwut dan daerah Pengambangan baru seperti Jalan Mahir Mahar.

"Mereka memang sepertinya sedang berinvestasi untuk jangka panjang," ujar pengusaha yang memiliki puluhan tanah di beberapa lokasi di Palangkaraya itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.