Sukses

2 Cara Doakan Arwah Mbah Gotho

Sesuai adat Jawa, doa keselamatan untuk arwah Mbah Gotho digelar selama tujuh‎ hari sejak sang kakek meninggal.

Liputan6.com, Sragen - Keluarga menggelar doa selamatan untuk arwah manusia tertua asal Sragen, Jawa Tengah, Sodimejo alias Mbah Gotho yang meninggal pada Minggu sore, 30 April 2017. Doa keselamatan tersebut akan digelar selama tujuh hari berturut-turut hingga pada saat peringatan seribu hari mendatang.

Salah satu cucu mantu Mbah Gotho, Suwarni, mengatakan sesuai adat Jawa, doa keselamatan untuk arwah Mbah Gotho digelar selama tujuh‎ hari sejak sang kakek meninggal. Setelah itu, doa keselamatan akan kembali digelar pada peringatan 40 hari meninggalnya Mbah Gotho.

"Setelah itu, peringatan seratus hari, naun (peringatan satu tahun), hingga pada saat seribu hari nanti," ucap Suwarni, istri cucu Mbah Gotho, Suryanto, Selasa malam, 2 Mei 2017.

Doa keselamatan untuk Mbah Gotho dilaksanakan dengan dua cara. Salah satunya sesuai dengan keyakinan yang dipeluk manusia tertua tersebut, yakni Kristen. Setiap malam selepas Magrib, puluhan rekan jemaat almarhum Mbah Gotho menggelar ibadah penghiburan.

"Yang datang ya teman-temannya Simbah dari umat Kristen. Ada yang dari daerah Walikukun dan lainnya. Kalau dari warga sekitar sedikit. Setiap malam jumlahnya yang hadir sekitar 40 orang," ujar Suwarni.

Mbah Gotho manusia tertua asal Sragen wafat pada Minggu sore, 30 April 2017. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sementara itu, pihak keluarga yang beragama Islam juga menggelar doa keselamatan berupa sodaqohan. Acara tersebut digelar pada Selasa sekitar pukul 13.00 WIB yang diakhirinya dengan membagikan makanan kepada para tetangga.

"Kalau yang sodaqohan ini acara keluarga digelar pada peringatan tiga hari dan tujuh hari nanti. Ya, seperti tahlil dan doa dengan membagikan makanan yang diwadahkan dalam ceting (sangku) kepada kerabat dan warga sekitar," kata dia.

Mbah Gotho meninggal dunia pada Minggu, 30 April 2017 sekitar pukul 17.45 WIB. Selanjutnya pada Senin pagi berlangsung prosesi pemakaman secara Kristen. Sejumlah umat Kristiani pun menggelar ibadah penghiburan sebelum Mbah Gotho diberangkatkan menuju peristirahatan terakhirnya di pemakaman Tanggung, Grasak, Plumbon, Sambungmacan, Sragen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.