Sukses

Kisah Pemburu Fosil Gajah Purba Tertua di Jawa

Selama tiga tahun terakhir, warga Brebes ini mengumpulkan fosil dan tulang belulang purbakala.

Liputan6.com, Brebes - Situs purbakala kembali ditemukan di wilayah Tanah Air. Kali ini ribuan fosil berusia jutaan tahun ditemukan seorang warga Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Dialah Rizal Rafli (54). Sejak tiga tahun terakhir, ia sengaja mencari dan berburu keberadaan fosil benda yang tersebar di wilayah Brebes Selatan, Kecamatan Tonjong, dan Kecamatan Bumiayu.

Jumlahnya pun tak hanya ratusan fosil. Jumlahnya mencapai ribuan fosil bernilai histori tinggi yang berbentuk seperti batu dan tulang belulang dari masa lampau.

Benda bersejarah yang berhasil ditemukan itu pun ia simpan dan dirawat di kediamannya dengan diletakkan di sebuah ruangan. Etalase dan rak terbatas, tapi jumlah fosil dan tulang belulang terlalu banyak. Rizal pun terpaksa hanya meletakkannya di lantai.

"Sudah tiga tahun terakhir ini saya kumpulkan fosil dan tulang belulang purbakala ini. Apa yang saya lakukan ini niatan sendiri dan memang hobi mengumpulkan benda yang memiliki nilai sejarah sangat tinggi," ucap Rizal Rafli di kediamannya, Brebes, Jateng, beberapa hari lalu.

Penemuan Pertama

Sebelum mengumpulkan benda bersejarah itu, awal mulanya ia menemukan sebuah fosil yang kemudian diserahkan kepada anaknya. Kebetulan putranya itu saat ini masih mengenyam pendidikan di Jurusan Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta.

"Awalnya saya temukan satu benda yang diduga kuat itu fosil. Kemudian saya berikan ke anak saya untuk ditanyakan ke dosennya apakah benda ini fosil," dia menambahkan.

Barulah setelah mendapat penjelasan dari dosen putranya itu, Rizal yakin jika benda yang ditemukan itu adalah fosil purbakala. "Kata anak saya, dosen di UPN bilang benda itu benar-benar fosil purbakala yang sudah berusia jutaan tahun," tutur dia.

Fosil yang ditemukan pertama kali itulah yang membuat Rizal semakin bersemangat untuk mencari dan menyusuri jejak-jejak benda purbakala yang diyakini keberadaannya masih banyak di Tonjong dan Bumiayu.

Susur Sungai, Sisir Hutan

Mulai dari Sungai Erang hingga hutan belantara ia susuri untuk mencari keberadaan fosil ataupun tulang belulang purbakala. Tak mudah untuk menemukannya. Butuh perjuangan yang ekstra lantaran benda bersejarah itu sudah berusia jutaan tahun lamanya.

Setiap kali mencari benda bersejarah itu, ia dibantu seorang tetangganya bernama Karsono (45). Mereka berdua saling bahu-membahu dan berupaya mencari fosil dan tulang belulang bersejarah.

"Saya berdua sama Karsono yang sampai saat ini masih rutin mencari benda bersejarah itu. Tidak mudah untuk mendapatkannya karena dibutuhkan kejelian dan menggunakan intuisi yang kuat," katanya.

Hari ke hari ia semakin giat mencari benda purbakala itu. Setiap kali bertemu dengan warga setempat, Rizal selalu tak lupa untuk memberi tahu kepada warga bahwa masih banyak fosil dan tulang belulang bersejarah di Tonjong dan Bumiayu. Ia pun meminta kepada warga ikut mencari keberadaan fosil untuk mengungkap misteri pada zaman lampau.

"Saya biasanya kan cari fosil dan tulang belulang itu di dalam hutan dan sungai. Warga yang setiap hari bekerja di sana saya minta tolong kalau menemukan benda atau fosil supaya diserahkan kepadanya dan juga diberikan imbalan sebagai pengganti uang lelah," ucap pria yang juga sebagai pedagang pakaian itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kumpulkan 3.500 Fosil

Jejak pencarian benda bersejarah selama kurang lebih tiga tahun itu, Rizal dan Karsono berhasil mengumpulkan lebih dari 3.500 lebih fosil dan tulang belulang bersejarah lantaran berusia jutaan tahun.

Mereka pun mengaku masih ingin terus menyusuri dan mencari keberadaan fosil dan tulang belulang lainnya.

"Sudah lumayan banyak fosil dan tulang belulang purbakala berbagai ukuran yang sudah saya temukan. Tapi saya masih ingin tetap mencari lagi ditempat yang lain," ucap Rizal Rafli.

Banyaknya fosil dan tulang belulang yang ditemukan, ruangan penyimpanan yang tersedia pun tidak cukup.

"Saya bingung menyimpannya bagaimana, ruangan khusus penyimpanan fosil dan tulang belulang di rumah sudah penuh. Beberapa benda lainnya saya letakkan saja di tempat parkir yang berada di belakang rumah saya," kata dia.

Museum Mini Purbakala

Lantaran belum adanya museum situs purbakala di wilayahnya, Rizal pun menyebut kumpulan benda bersejarah itu dengan nama museum mini situs purbakala.

"Ya, meskipun masih dalam satu rumah yang ditempatkan di sebuah ruangan, kotak, etalase, rak dan dibungkus karung. Makanya tempat penyimpanan benda bersejarah ini saya sebut museum mini situs purbakala," ia menjelaskan.

Berdasarkan informasi yang diterimanya dari ahli benda bersejarah situs purbakala, fosil yang ia temukan sudah berusia lebih dari 1,5 juta tahun.  

"Sudah sempat saya konsultasikan dan diuji dan diteliti oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada bulan Juni lalu. Hasilnya pun cukup mengagumkan, fosil itu berusia lebih dari 1,5 juta tahun lalu," dia membeberkan.

Satu di antara ribuan fosil dan tulang belulang yang ditemukannya cukup berharga. Fosil yang paling tua adalah Sinomastodon.

Fosil itu, ucap dia, merupakan spesies mamalia bergading besar yang mirip seperti gajah. Menurut Rizal, fosil itu diperkirakan sudah ada sejak 1,5 hingga 2 juta tahun yang lalu.

"Kemarin waktu bulan puasa kemarin dari Balar ke sini, menginventarisasi fosil-fosil ini," kata Rizal.

3 dari 3 halaman

Fosil Gajah Tertua di Jawa Ditemukan

Di sisi lain, lantaran fosil Sinomastodon yang ditemukan pada Agustus lalu berbentuk hewan gajah purba berukuran cukup besar, ia pun mengalami kendala saat akan mengangkat fosil itu.

Adapun fosil gajah purba ditemukan di Sungai Glagah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong. Selain kendala pengangkatan fosil itu, biaya yang dikeluarkan pun cukup mahal yakni, sekitar Rp 10 juta. Sebab, saat pengangkatan butuh dua puluh orang yang dipimpin langsung tim Arkeologi dari Sangiran.

"Fosil gajah purba itu besar sekali. Sampai saat ini yang sudah berhasil diangkat hanya sekitar 35 persen saja dari bentuk aslinya," ujar Rizal.

Sejumlah fosil atau benda purbakala yang sudah diangkat terdiri atas 27 fragmen, seperti bagian gigi, rahang, tulang ekor dan tulang belulang.

"Meskipun yang berhasil ditemukan baru 35 persen saja dari bentuk asli. Tapi bentuk gajah purba sudah bisa diteliti oleh tim arkeolog," kata dia.

Yang mengagumkan, lanjut dia, fosil gajah purba jenis Sinomastodon itu merupakan jenis gajah pertama yang berada di Pulau Jawa.

"Informasinya, fosil gajah purba ini merupakan yang paling tua atau bisa dikatakan asal muasal gajah kemunculan awal di Jawa. Karena usia fosilnya sudah jutaan tahun lalu," Rizal memungkasi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.