Sukses

Buaya Sungai Mentaya Makin Nakal

Buaya menyambar seorang wanita setempat yang sedang mencuci.

Liputan6.com, Sampit - Masyarakat Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, makin resah setelah buaya kembali menyerang warga yang sedang beraktivitas di Sungai Mentaya.

"Kejadian Ini tentu membuat kami khawatir karena tiap hari kami mandi dan beraktivitas di sungai. Sebagian besar masyarakat mengandalkan sungai untuk memenuhi kebutuhan air setiap hari," kata Wahid, warga Kecamatan Seranau, Kotawaringin Timur, Kamis (6/10/2016).

Sebelumnya seorang perempuan bernama Norhalimah (25), disambar buaya pada Selasa pagi 4 Oktober 2016. Buaya tiba-tiba muncul dari dalam sungai dan langsung menyambar korban yang sedang mencuci pakaian di lanting.

Gigitan buaya yang diduga jenis buaya sapit dengan mulut panjang itu mengenai tangan korban. Untungnya korban tidak sampai ditarik ke dalam sungai karena buaya melepaskan gigitannya setelah korban melawan.

Ini serangan kedua dalam sepekan terakhir. Pada Sabtu, 1 Oktober lalu, seorang warga bernama Pepet (17), disambar buaya ketika sedang asyik mandi di kawasan sungai Lemiring Kecamatan Seranau, anak Sungai Mentaya. Korban berhasil selamat meski menderita luka cukup parah pada paha akibat gigitan buaya.

Warga menduga buaya yang menyambar kedua korban adalah buaya yang sama. Perkiraan ini lantaran lokasi kedua kejadian tidak terlalu jauh.

Ketua RT 8 Desa Ganepo, Makmur membenarkan ada warganya yang disambar buaya. Dia berharap pemerintah membantu mengatasi masalah ini agar tidak lagi menimbulkan korban.

"Kami sudah melaporkan masalah ini berkali-kali tapi tidak ada tindakan. Kami berharap buaya ini bisa segera ditangkap dan dipindah karena buaya sudah sangat meresahkan," kata Makmur berharap.

Kasus sambaran buaya di Sungai Mentaya terjadi hampir tiap tahun dan sudah banyak menimbulkan korban jiwa. Bahkan ada korban yang jasadnya tidak ditemukan hingga sekarang.

Habitat buaya di kawasan muara diduga ada di Pulau Lepeh karena warga sering melihat buaya bermunculan dan berjemur di daratan kecil yang berada di tengah Sungai Mentaya.

Selama ini buaya yang dikenal ganas adalah buaya muara atau sering disebut buaya kodok karena mulutnya mirip kodok, yang besar tubuhnya bisa mencapai lima meter.

Sedangkan buaya sapit (Tomistoma schlegelii) yang mempunyai ciri khas mulut moncong panjang dengan ukuran tubuh bisa mencapai tiga meter, selama ini umumnya hanya memangsa binatang kecil seperti ikan dan monyet.

Jika kini buaya sapit juga mengganas. Kuat dugaan karena buaya liar itu kelaparan. Penyebabnya di antaranya rusaknya danau dan hutan yang menjadi habitat mereka serta maraknya penyetruman dan peracunan ikan sehingga ikan yang menjadi sumber makanan buaya makin sulit didapat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.