Sukses

Jangan Buru-Buru Menikah Bergaung di Yogya

Dalam rentang 2011 hingga 2015, ada sekitar 2.000 remaja yang hamil di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kehamilan pada usia remaja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cukup tinggi. Bahkan, ada anak berusia 10 tahun pun tercatat sudah melahirkan di Yogyakarta yang berjuluk Kota Pelajar.

Retno Nurmawati, Kepala Bidang Keluarga Berencana Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY, mengungkapkan angka kehamilan di Yogya termasuk tinggi. Tercatat, dalam rentang 2011 hingga 2015, ada sekitar 2.000 remaja yang hamil.

Menurut dia, jumlah ini tersebar merata di seluruh DIY dengan Kota Yogya paling sedikit. Untuk itu pemerintah berupaya menekan angka kelahiran di usia lajang dan remaja, sehingga tidak dihasilkan anak dengan kualitas yang kurang optimal.

"Kita hitung dari 14-24 tahun. Sepuluh tahun sampai 14 tahun ada sembilan. Itu data dari tahun 2011. Ada sembilan anak yang melahirkan di usia sangat muda," ucap Retno di Gelanggang Olahraga Amongrogo, Yogyakarta, Rabu, 3 Agustus 2016.

Retno menjelaskan, usia minimal ideal untuk pernikahan adalah usia minimal 21 tahun untuk wanita dan laki laki 25 tahun. Informasi ini sedang digalakkan pemerintah sebagai upaya memberikan informasi kesehatan reproduksi kepada remaja dan anak muda sesuai umur yang matang, sehingga melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Satu di antaranya, menurut Retno, dengan kegiatan Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan yang digelar di Amongrogo, Yogya.

"Ada sekitar 500 orang pelajar dari seluruh DIY. Dengan tagline 'Don't Hurry to Get Marry'. Kan, orang nikah itu kan mateng secara psikologis. UU memang 16 tahun, tapi kesiapannya adalah di usia itu tadi," ujar dia.

Adapun salah satu pelajar Yogya, Tiffany Vania Jeane Natasya, mengaku sangat senang mengikuti kegiatan sosialisasi Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan. Kegiatan itu merupakan informasi yang bagus bagi generasi saat ini.

Sebab, ucap Tiffany, ia memiliki teman yang sudah melahirkan di usia muda, yaitu 15 tahun. Menurut dia, melahirkan di usia sangat muda sangat merepotkan lantaran waktu itu digunakan untuk belajar dan bermain.

"Aspirasi anak muda salah satu cara dari pemerintah menanamkan mindset baru harus fokus masa depan jangan sampai nikah dulu. Jangan kebawa nafsu. Tadi intinya fokus masa depan jangan terhasut omongan laki laki. Pinter jaga diri dan berani katakan tidak untuk pergaulan bebas," ujar dia.

Dalam Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan di Amongrogo juga digelar stan pameran dari berbagai lembaga dan instansi. Selain itu, hiburan musik dan penanda tangan deklarasi remaja yang dilakukan oleh para pelajar yang hadir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini